KUDUS– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus terus melakukan terobosan untuk meningkatkan pelayanan publik.
Inovasi yang dilakukan di antaranya berupa aplikasi K-119 untuk
kegawatdaruratan bidang kesehatan, aplikasiMenjagaAmanahRakyat (Menara)
untuk kemudahan layanan publik, serta Sistem Informasi Pendidikan
Nusantara (Sipintar) sebagai jembatan komunikasi antara sekolah/guru,
siswa, serta orang tua/wali. Sejumlah aplikasi itu ditampilkan dalam
Ekspo Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Pendidikan, dan Inovasi
pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) Se-Eks
Karesidenan Pati di Pendapa Kabupaten Kudus kemarin.
“Dengan aplikasi Sipintar, orang tua/wali murid bisa mendapat kenyamanan
dan kepastian mengenai kondisi pembelajaran bagi anaknya,” jelas Bupati
KudusMusthofasaat menampilkan berbagai inovasi yang telah digagasnya
dihadapanGubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
dankepaladaerahlainyanghadir. Sedangkan aplikasi Menara berfungsi
memberi penilaian kinerja bagi organisasi perangkat daerah (OPD) kepada
masyarakat sehingga masyarakat bisa memberikan penilaian kepuasan atas
kinerjanya.
Hasil rekap sistem inilah yang akan menentukan prestasi kerja OPD yang
berpengaruh terhadap besaran tambahan penghasilan pegawai (TPP).
Kebijakan tersebut diambil dengan pertimbangan bahwa dalam postur APBD,
Pemkab Kudus sangat ideal dengan belanja pegawai37% pada 2016dan41% pada
2017. “Karena kami memegang prinsip untuk ngayomi, ngayemi, dan ngayani
sehingga kami ingin memberikan TPP yang tertinggi se-Jawa Tengah atas
kinerja OPD saya,” kata Musthofa. Menurut Musthofa, dengan dialihkannya
kewenangan pengelolaan SMA/SMA negeri ke provinsi, anggaran yang
dibutuhkan tentu lebih besar.
Sementara APBD provinsi belum cukup untuk membiayai seluruh kegiatan
pendidikan sehingga muncul problem baru. Untuk mencukupi biaya tersebut,
Pemkab Kudus berkomitmen memberikan perhatian
terhadapmasadepananakbangsa yakni dengan meng-cover kekurangan biaya
SMA/SMK dari biaya APBD Kabupaten Kudus. Dalam pertemuan kemarin, Bupati
Kudus juga menyampaikan prioritas pembangunan pada 2018 salah satunya
berupa evaluasi pembangunan yang telah dilakukan pada 2016. Di antaranya
revitalisasi sejumlah pasar dan infrastruktur jalan dan jembatan.
Sedangkan usulan 2018 yaitu pembangunan sabo dam untuk antisipasi banjir
di kawasan Wonosoco, Undaan. Musrenbang Se-Eks Karesidenan Pati itu
dipimpin langsungolehGubernurJawaTengah Ganjar Pranowo didampingi
anggota DPRD Pemprov Jateng, anggotaDPDRI, akademisi, serta kepala
organisasi perangkat daerah atau OPD Pemprov Jateng. Selain itu,
dihadiri langsung Bupati Pati Haryanto, Bupati Rembang Abdul Hafidz,
Bupati Blora Djoko Nugroho, serta Wakil Bupati Jepara Subroto. Sementara
itu, Ganjar Pranowo menyatakan ingin membuat konsensus untuk
membangunJawaTengah.
Upayamembangun Jateng ini salah satunya dengan cara meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, mengingat jumlah daerah di Provinsi Jateng
yang angka kemiskinannya cukup tinggi masih ada sebanyak 15
kabupaten/kota. ‘’Sedangkan Kudus ini dengan angka kemiskinan yang
rendah dengan indeks pembangunan manusia (IPM) sangat tinggi,” kata
Ganjar. Terpisah, akademisi dari Universitas Diponegoro (Undip) Teguh
Yuwono juga hadir dalam Musrenbangwil Se-Eks Karesidenan Pati kemarin.
Dia menyatakan bahwa permasalahan di setiap daerah tentu sangat banyak.
Dengan APBD yang tersedia tidak mungkin cukup untuk menyelesaikannya
sehingga dibutuhkan ada peran aktor yang terlibat. ”Yaitu aktor
pemerintah, pengusaha, dan tentu masyarakat sebagai pelaku. Dan, saya
yakinPakGubernur, PakMusthofa, dan bupati yang lain tentu sudah
melakukan upaya tersebut,” jelas Teguh Yuwono.
Sumber Berita : http://www.koran-sindo.com/news.php?r=5&n=49&date=2017-03-15