Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku gagal menanggulangi kemiskinan di wilayahnya.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam Musrenbangwil Eks Karesidenan Pati di pendapa Kabupaten Kudus, Selasa (14/3) pagi.
Hadir Bupati Kudus Musthofa, Bupati Pati
Haryanto, Bupati Rembang Abdul Hafidz, Bupati Blora, Djoko Nugroho, dan
Wakil Bupati Jepara, Subroto, masing-masing beserta timnya.
Sekda Provinsi Sri Puryono beserta
sejumlah pejabat Pemprov, anggota DPD Bambang Sadono dan sejumlah
anggota DPRD Jawa Tengah juga mengikuti kegiatan itu.
’’Tidak perlu malu mengakuinya,’’ kata
Ganjar. Dikatakan, tingkat kemiskinan Jateng sampai dengan Maret 2016
mencapai 13,27 persen, sedangkan tingkat kemiskinan nasional 10,86
persen.
Menurutnya, salah satu upaya untuk menekan tingkat kemiskinan yakni melalui pemberdayaan masyarakat.
Upaya terobosan yang akan dilakukan
antara lain membangun sinergi program dan anggaran bersama
kabupaten/kota, pola sharing pendanaan dengan kabupaten/kota, serta
membangun model satu data penanganan kemiskinan dengan memanfaatkan
basis data terpadu.
’’Kudus, jumlah warga miskinnya paling
sedikit di Eks Karesidenan Pati.’’ Pada kesempatan tersebut, Bupati
Kudus Musthofa memaparkan berbagai upaya yang sudah dilakukan untuk
menjadikan warga Kota Keretek semakin sejahtera.
Pembangunan dilakukan di berbagai
bidang, mulai penyediaan infrastruktur, pemberdayaan UMKM hingga
menyiapkan sumber daya manusia (SDM). ’’Kami akan terus mendorong Kudus
untuk makin sejahtera.’’
Usulan
Pada Musrenbangwil tersebut sejumlah
usulan disampaikan sejumlah bupati. Salah satunya, Bupati Blora Djoko
Nugroho yang meminta merealisasikan ruas jalan Randublatung-Getas serta
beberapa ruas jalan lain.
Ketersediaan akses tersebut dianggap
dapat mempersingkat jarak menuju wilayah tetangga. ’’Tentunya akan
memacu perekonomian warga.’’ Sementara itu, dalam teleconference dengan
warga Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan, disampaikan sejumlah persoalan.
Menurut Kepala Desa Wonosoco, Setiyo
Budi, banyak masalah dihadapi desanya, mulai dari banjir bandang dari
Pegunungan Kendeng, sawah yang kebanjiran hingga minimnya infrastruktur
rintisan desa wisata di wilayahnya.
Pihaknya berharap, Pemprov Jateng
mendukun upaya yang telah dilakukan Pemkab . ’’Kami juga merintis BUMDes
untuk pengembangan kepariwisataan.’’