BLORA- Bupati Blora Djoko Nugroho mencanangkan
gerakan tanam buah di Desa Tempuran, Kecamatan Blora, kemarin. Melalui
gerakan tersebut, masyarakat diminta pemanfaatkan lahan yang ada, baik
pekarangan rumah maupun kebun, untuk ditanami buah-buahan.
”Manfaatkan sejengkal tanah yang ada dengan ditanami tanaman
buah-buahan,” ujar Bupati Djoko Nugroho. Pencanangan gerakan tanam buah
dilakukan Bupati di tengah hamparan kebun buah jambu kristal yang sudah
ditanam sejak tahun lalu.
Bupati mempersilakan perwakilan kelompok tani untuk menanam bibit
jambu kristal secara bersama-sama untuk perluasan. Ikut mendampingi
pencanangan gerakan tanam buah tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Reni Miharti, Camat Blora Kota Sarmidi serta pejabat
forum koordinasi pimpinan kecamatan (forkopimcam) Kota Blora.
Tidak hanya melakukan penanaman jambu di lokasi, masingmasing
kelompok tani juga diberikan bantuan bibit tanaman sejumlah 1.900 batang
yang terdiri dari berbagai jenis tanaman buah. Di antarannya bibit
tanaman buah kelengkeng, bibit pisang, bibit durian dan alpukat, matoa
dan jeruk.
Tumpangsari
Kelompok tani penerima bantuan bibit di antaranya Karya Tani Makmur
dari Desa Gadu Kecamatan Sambong, Poktan Srimulyo dari Desa Srigading
Kecamatan Ngawen, Poktan Ngudi Rahayu 2 Desa Tempuran Kecamatan Blora
Kota, Poktan Tunjungsari Desa Tunjungan, Kecamatan Tunjungan dan Poktan
Wana Barokah Desa Gempol, Kecamatan Jati.
Bupati meminta seluruh kelompok tani penerima bantuan, menanam bibit
dan dirawat dengan baik, supaya pohonnya hidup dan berbuah. Menurut
Bupati, tanaman buah harus dirawat seperti halnya merawat anak. ”Tanaman
juga perlu perawatan dan perhatian agar bisa berbuah dengan baik.
Jika ada kendala, segera konsultasikan dengan petugas penyuluh
pertanian terdekat. Saya ingin Blora yang dahulunya terkesan gersang
karena didominasi jati, kini harus bisa menjadi pusat komoditas
hortikultura,” tegas Djoko Nugroho.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Reni Miharti
mengemukakan, sembari menunggu masa panen buah-buahan tiba, hendaknya
petani menerapkan sistem tumpangsari. Dia mencontohkan kebun jeruk di
Desa Tanggel, Kecamatan Randublatung yang berbuah setelah tiga tahun
ditanam.
Sambil menunggu jeruk berbuah dan panen, petani di sana melakukan
tumpangsari dengan menanam cabai merah, terong dan sayuran lainnya di
antara pohon jeruk. ”Sehingga walaupun belum mendapatkan hasil dari
jeruknya. Sudah bisa merasakan panen cabai, terong dan lainnya,”
katanya.
Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/gerakan-tanam-buah-dicanangkan/