GROBOGAN- Setelah dikecam dalam aksi demo oleh petani, Bendung
Sanggeh yang ambles sepanjang 20 meter akan segera diperbaiki seperti
semula. PT Brantas Abipraya selaku kontraktor renovasi bendungan
ditunjuk untuk memperbaiki menyatakan pembangunan ini akan segera
dilakukan setelah diadakannya serahterima dengan BBWS Pemali Juana.
Anwar Khoirudin, selaku Pusat Manager Satu Atap PT Brantas Abipraya
mengatakan proyek renovasi sendiri sudah dilakukan pada 2014 dan 2015
silam. Namun, pihaknya menyatakan tetap bertanggung jawab dalam renovasi
ini.
‘’Ini masih menjadi tanggungjawab kami sebagai rekanan pengerjaan
proyek renovasi Bendungan Sanggeh. Kami akan siap memperbaikinya,’’
katanya usai melihat langsung kerusakan di Bendungan Sanggeh.
Ditambahkan juga, dalam proses renovasi nanti, pihaknya akan
menggandeng konsultan untuk melakukan kajian teknis di titik kerusakan
tersebut. "Setelah dilakukan kajian teknis, pihaknya baru bisa melakukan
penanganan perbaikan tersebut. Pengerjaan pun akan dilakukan di musim
kemarau nanti. Sebelumnya kami sudah mengerjakan sesuai gambar dan
spesifikasi yang ada. Dalam spesifikasi menggunakan tanah liat,’’
ujarnya.
Pada tahun 2014 dan 2015, Bendungan Sanggeh ini sudah pernah
direnovasi sepanjang 200 meter dengan lebar enam meter. Nilai kontrak
yang terteken dalam proyek ini yaitu Rp 14 miliar. Namun, pengerjaan
proyek tersebut hanya Rp 10 Milyar menyesuaikan apa yang dikerjakannya.
"Sisanya kami kembalikan pada kas negara," ungkap Anwar.
Terpisah, kepala bidang Operasional Pemeliharaan BBWS Pemali Juwana
V, Untoro Kurniawan menjelaskan, Waduk Sanggeh kali pertama dibangun
pada zaman pemerintahan kolonial Belanda, yakni tahun 1909.‘’Kondisinya
sekarang jauh berbeda. Waduk tersebut mampu menampung air sebanyak 225
ribu kubik dan mengairi sawah seluas 50 hektare. Adanya kerusakan
tersebut, tentunya sangat berpengaruh pada aliran irigasi,’’ jelasnya.
Untoro menegaskan, pihak BBWS Pemali Juana mengambil langkah
antisipasi yakni terpaksa menurunkan elevasi air agar kerusakan tidak
semakin parah dan membahayakan warga sekitar. "Penurunan elevasi di
ketinggian tertentu itu juga dilakukan untuk menunggu perbaikan pada
titik kerusakan. Ini perkembangan teknis agar tidak membahayakan warga
sekitar tanggul. Penurunan elevasi kami lakukan sembari menunggu proses
perbaikan di titik kerusakan tersebut,’’ jelas Untoro.
Sumber Berita : http://www.wawasan.co/home/detail/4086/Perbaikan-Bendung-Sanggeh-yang-Ambles-Jadi-Prioritas