Semarang – Presiden RI Joko Widodo meresmikan
pengoperasian Terminal Baru Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad
Yani Semarang dan Gedung Pengawas AirNav Indonesia Semarang, Kamis
(7/6).
Menggunakan Pesawat Kepresidenan, Presiden Jokowi didampingi Ibu
Negara Iriana Joko Widodo tiba di terminal baru bandara “terapung”
sekitar pukul 16.00 WIB. Turut hadir dalam peresmian tersebut antara
lain Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi, Menteri Badan Usaha Milik
Negara RI Rini Soemarno, Pelaksana Tugas Gubernur Jawa Tengah Heru
Sudjatmoko, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar, Wali Kota
Semarang Hendrar Prihadi, Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu,
serta Forkopimda Provinsi Jawa Tengah.
Dalam sambutannya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyatakan
kekagumannya pada kemegahan bangunan dan berbagai fasilitas modern di
terminal baru Bandara Ahmad Yani. Presiden tidak menyangka bandara yang
dibangun di atas rawa-rawa itu, kini benar-benar menjadi terminal
bandara internasional yang bagus dan lingkungan cantik.
“Empat tahun lalu, terakhir saya gunakan terminal lama, saya masuk
sedih. Katanya ini bandara internasional tapi kok terminalnya
berdesak-desakan, bangunannya juga kumuh banget,” beber presiden.
Terkait kondisi bandara tersebut, kemudian sekitar dua tahun lalu
Presiden Jokowi memerintahkan Menteri BUMN melalui PT Angkasa Pura 1
supaya membenahi Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. Pembangunan
terminal baru akhirnya selesai sebelum target, bahkan telah beroperasi
mulai Rabu (6/6) pagi.
“Yang menyebabkan saya kaget adalah targetnya selesai akhir Desember
2018, tapi kita lihat sekarang telah selesai dan bisa digunakan. Bandara
udara lain saat proses kontruksi biasanya saya cek, tapi Bandara Ahmad
Yani tidak pernah dicek tahu-tahu sudah jadi,” bebernya.
Ia menilai, bandara dengan luas terminal 58,562 meter persegi itu
secara arsitektur dan area lalu lintas keluar masuk bandara bagus,
lingkungannya pun cantik. Namun demikian, masih masih ada yang kurang,
yakni runway yang mesti diperpanjang lagi. Karenanya ia meminta tahun depan ada penambahan panjang runway Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang.
“Cuma satu yang masih kurang, yakni runway-nya masih kurang
panjang. Tahun depan saya minta ditambah menjadi 3.000 meter, tidak
seperti sekarang yang hanya 2.500 meter,” pinta presiden.
Melihat bangunan terminal bandara dengan nilai investasi Rp 2,2
triliun itu, Presiden membandingkan dengan Kertajati Majalengka, Jawa
Barat yang baru diresmikan beberapa waktu lalu. Kedua bandara
internasional itu sama bagus, namun lingkungan Bandara Ahmad Yani lebih
cantik dari Bandara Kertajati.
“Saya berpesan kepada pengelola dan para penumpang, khususnya
masyarakat Semarang dan Jateng, bandara baru dijaga bersama untuk
kepentingan bersama,” pungkasnya.
Pelaksana Tugas Gubernur Jateng Drs Heru Sudjatmoko MSi menyampaikan
terima kasih dan bangga atas dibangunnya terminal baru Bandara
Internasional Jenderal Ahmad Yani yang diresmikan Presiden RI Joko
Widodo.
“Kami bangga dengan bandara seperti ini, karena sebelumnya banyak
warga yang bertanya, benar nggak sih ini bandara internasional. Tetapi
dengan adanya terminal baru Bandara Ahmad Yani lengkap dengan berbagai
fasilitasnya yang modern, benar-benar bandara nginternasional,” terang Heru.
Ia mengatakan, target proyek pembangunan terminal baru Bandara Ahmad
Yani seharusnya belum selesai pada awal Juni 2018, tapi ternyata
sekarang sudah selesai bahkan telah beroperasi 6 Juni lalu.
“Seperti ungkapan beliau (Presiden Jokowi), kalau kita mau sebenarnya
kita bisa. Dalam pembangunannya, Angkasa Pura siang malam tidur di
kompleks pembangunan ini,” ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Plt Gubernur juga menyampaikan rasa bangga
dan syukur atas pembangunan infrastruktur di Jateng yang maju pesar
beberapa tahun terakhir. Termasuk pengembangan Bandara Ahmad Yani,
Bandara Wirasaba di Purbalingga, serta jalan tol yang menghubungkan
Jateng dengan Jabar dan Jatim.
“Sekarang kita sudah berada di bandara, besok pemudik yang melalui
jalur darat bisa lewat tol dari Brebes sampai Semarang, kemudian
nyambung dari Bawen sampai Salatiga hingga Solo,” jelasnya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menambahkan, terminal baru
Bandara Ahmad Yani memiliki luas hampir sembilan kali lipat dari luas
terminal bandara yang lama. Terminal seluas 58.652 meter persegi ini
mampu menampung sekitar 6,9 juta calon penumpang per tahun, memiliki
apron dengan 12 parking stand, serta dilengkapi dengan garbarata.
“Terminal bandara mampu menampung sekitar 7 juta penumpang per tahun
atau 19 ribu penumpang setiap harinya. Jumlah tersebut jauh lebih banyak
dibanding kapasitas terminal lama yang hanya 800 ribu penumpang per
tahun,” katanya.
Sebagai informasi, luasan apron baru mencapai 72.522 meter persegi, dapat menampung 13 pesawat berbadan ramping (narrow body) atau konfigurasi sepuluh pesawat narrow body dan dua pesawat berbadan lebar (wide body) kargo.
Fasilitas bangunan terminal, berstandar internasional yang modern dan mutakhir. Tampilan terminal baru pun eye catching dengan dua level, ruang tunggu di bagian atas dan area keberangkatan di lantai bawah lengkap dengan lift, delapan eskalator, delapan elevator, dua travelator, dan voa counter.
Desain terminal baru tersebut mengadopsi konsep eco green airport,
yakni bandara direncanakan, dikembangkan, dan dioperasikan dengan
tujuan menciptakan sarana dan prasarana perhubungan yang ramah
lingkungan serta berkontribusi positif kepada lingkungan hidup.
Bangunan terminal baru sebagian besar terdiri atas air dan dikelilingi kolam, mulai dari gedung terminal, gedung parkir, dan wetland park area.
Hal ini bertujuan untuk mengakomodir konteks lahan yang sebelumnya
merupakan rawa. Selain itu di area bandara juga ditanami 24 ribu bibit
mangrove guna mendukung pelestarian lingkungan yang dapat menghadirkan
banyak keistimewaan, baik dari aspek fisik, ekologi, maupun ekonomi.
Sumber Berita : https://jatengprov.go.id/publik/dulu-kumuh-sekarang-benar-benar-nginternasional/