Di antara peninggalan bersejarah itu, seperti kereta tua,
kawasan Pecinan, stasiun lama, masjid agung, dan lain sebagainya. Banyak
juga ditemukan fosil purba di Kota Sate. ”Belum ada sama sekali yang
terdaftar menjadi benda cagar budaya. Baru kita ajukan untuk
diverifikasi sebagai BCB,” terang Kepala Dinas Pemuda, Olahraga,
Kebudayaan, dan Pariwisata (Dinporabudpar) Blora Kunto Aji.
Dia mengaku, untuk menetapkan sebagai BCB juga tidak mudah.
Harus dicek terlebih dahulu. Apakah benar merupakan BCB atau tidak.
”Kalau sudah ditetapkan, juga butuh perawatan. Biayanya tidak sedikit.
Padahal selama ini malah tidak terurus,” terangnya.
Kunto
mengaku, saat ini rumah Pramoedya Ananta Tour juga baru diajukan
sebagai BCB. Jadi, nantinya rumah masa kecil sastrawan kelas dunia itu,
bisa menjadi tonggak sejarah bagi Blora.
Sebelumnya, Yayasan Mahameru Blora pernah menyelenggarakan kegiatan ekspedisi pecinan Blora. Tujuannya untuk mendata kembali dan menguak sejarah benda-benda cagar budaya yang ada di Kota Sate. Mulai bangunan-bangunan tua peninggalan etnis Tionghoa dan Kolonial Belanda yang diduga merupakan cagar budaya di Blora.
Sebelumnya, Yayasan Mahameru Blora pernah menyelenggarakan kegiatan ekspedisi pecinan Blora. Tujuannya untuk mendata kembali dan menguak sejarah benda-benda cagar budaya yang ada di Kota Sate. Mulai bangunan-bangunan tua peninggalan etnis Tionghoa dan Kolonial Belanda yang diduga merupakan cagar budaya di Blora.
Sumber Berita : https://radarkudus.jawapos.com/radarkudus/read/2018/07/11/87208/bangunan-peninggalan-bersejarah-di-blora-belum-ditetapkan-sebagai-bcb