#PILKADA SERENTAK 2024 MENUJU Pemungutan Suara PILKADA Serentak 2024 #BALON GUBERNUR JATENG PEMILU 2024 #TAHAPAN BALON BUPATI KABUPATEN PATI  PEMILU 2024 #borobudur marathon 2024

Cari Blog Ini

Sabtu, 14 Juli 2018

Belik di Sungai Kering Jadi Harapan Saat Sulit Air

PURWODADI- Kemarau panjang telah melanda sejumlah daerah di Kabuoaten Grobogan. Kekeringan  melanda sejumlah daerah di Kabupaten Grobogan.  Kekeringan  cukup parah salahsatunya dialami warga Desa Ngrandah, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan. Sebagian warga terpaksa membuat sumur di tengah sungai atau disebut belik untuk mendampatkan air yang mereka butuhkan.
Marmi, warga Dusun Ngrandah saat ditemui mengaku, warga telah mengalami kesulitan air sejak tiga bulan terakhir.
Warga memanfaatkan aliran sungai dengan membuat belik, untuk kebutuhan mandi dan mencuci. Ia menunggu tetes demi tetes air yang terkumpul di dalam lubang yang ia buat. Lubang sedalam satu meter ini menjadi tumpuan hidupnya.  “Kami terpaksa menggali lubang di sungai agar dapat air, tapi itu juga keluarnya air sedikit. Sehingga harus ditunggu beberapa jam untuk dapat diambil airnya lagi,” tuturnya.
Kesulitan air bersih juga diutarakan Supiyo (70), setiap hari ia harus berjalan kaki mengangkat ember untuk mendapatkan air bersih. Ia  memanfaatkan sumur di tengah sungai. Di usianya yang sudah senja, ia setiap hari selalu ke sumur ini untuk mengambil air.
“Sumur ini sudah dibuat setahun yang lalu. Setelah kekeringan, lumpur yang sebelumnya memenuhi lubang sumur saya bersihkan agar bisa dimanfaatkan kembali. Kebutuhan airnya kan cukup banyak,” akunya.
Supiyo menambahkan, air dari belik ini hanya dimanfaatkan untuk mandi dan mencuci saja. Sedangkan untuk kebutuhan minum dan memasak, ia harus membeli air tangki yang disimpan di sumur miliknya. Setiap tangki air ia harus mengeluarkan biaya Rp 120 ribu.
“Sumur kan kering, makanya saya belikan air untuk kebutuhan minum dan masak. Kalau harus beli air terus kan cukup berat. Air dan belik hanya untuk mandi dan mencuci saja,” katanya.
Warga berharap, ada pihak yang memberikan bantuan air , sehingga bisa membantu memenuhi kebutuhan air. Kekeringan juga melanda Kecamatan Tanggungharjo, tanaman jagung yang menjadi harapan petani terancam tidak berbuah. "Tidak pernah hujan. Hujan sempat tapi hanya gerimis sehingga enggak cukup menghidupi tanaman," kata Srini, petani asal Desa Sugihmanik.
Untuk kebutuhan air, sebagian besar warga mengandalkan sistim pipanisasi baik yang telah dibuat oleh PDAM maupun oleh pelaku usaha lokal. "Air untuk mandi dan kebutuha  rumah tangga masih lumayan bisa terpenuhi. Tapi untuk pertanian yang lebih menakutka ," katanya.



Sumber Berita :  http://www.wawasan.co/home/detail/5122/Belik-di-Sungai-Kering-Jadi-Harapan-Saat-Sulit-Air