REMBANG, – Stok darah yang
tersimpan di PMI Kabupaten Rembang pada akhir Juni hingga awal Juli ini
masuk kategori darurat. Persediaan darah kritis lantaran jumlah
keseluruhan dari semua golongan hanya 67 kantong.
Kondisi ini sangat mengkhawatirkan lantaran kebutuhan rata-rata darah
di Rembang selepas lebaran ini mencapai 30 kantong setiap hari. Dengan
stok yang ada saat ini, PMI hanya bisa melayani permintaan darah paling
lama dua hari hingga Selasa besuk.
Berdasarkan data dari PMI Kabupaten Rembang, Minggu (1/7) stok darah
paling sedikit adalah golongan AB yang hanya berjumlah 5 kantong.
Kemudian golongan A dan B, yang masing-masing berjumlah 15 kantong.
Sedangkan golongan O paling banyak dengan jumlah 20 kantong.
Petugas Pelestari Pencari Donor Darah Sukarela PMI Cabang
Rembang, Ervin Nurcahyanti menjelaskan, atas minimnya persediaan darah
saat ini diterapkan kebijakan khusus bagi pemohon.
Kebijakan tersebut adalah dengan mengharuskan pemohon menyediakan
pendonor pengganti sesuai dengan golongan darah yang digunakan. Ervin
mengakui, minimnya stok darah membuat PMI kewalahan. Pasalnya,
permintaan darah dari pasien di rumah sakit belakangan sangat tinggi.
“Rata-rata dalam sehari setelah lebaran kemarin ada permintaan hingga
sekitar 30 kantong darah. Maka, menyikapi itu kami terapkan kebijakan
donor pengganti, karena sekolah juga masih libur,” terang dia.
Menurut Ervin, kebijakan lainnya untuk mendongkrak persediaan darah
adalah mengoptimalkan layanan SMS gateway. Selain itu, petugas juga
kerap memanfaatkan broadcast melalui media sosial mengenai kebutuhan
darah kepada masyarakat.
“Kami juga memberikan iming-iming kepada calon pendonor untuk
mendapatkan cek kesehatan seperti, tensi, hb dan lainnya. Kami berharap
peran masyarakat, karena banyak orang di luar sana yang membutuhkan
bantuan darah kita,” ujarnya.
Sumber Berita : https://www.suaramerdeka.com/news/baca/99398/darurat-stok-darah-di-rembang-kritis