#PILKADA SERENTAK 2024 MENUJU Pemungutan Suara PILKADA Serentak 2024 #BALON GUBERNUR JATENG PEMILU 2024 #TAHAPAN BALON BUPATI KABUPATEN PATI  PEMILU 2024 #borobudur marathon 2024
#AFC Asian Qualifier Road to 26

Cari Blog Ini

Rabu, 18 Juli 2018

Produksi Durian Dikhawatirkan Turun Akibat Kemarau Basah

JEPARA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan kemarau tahun ini merupakan kemarau basah. Kondisi itu dikhawatirkan akan menurunkan produktivitas pohon durian.

Edi Sulthon dari Komunitas Maniak Durian menjelaskan, faktor cuaca memang menjadi faktor penentu kualitas dan kuantitas durian. Tingginya intensitas hujan saat pohon durian berbunga akan menurunkan tingkat produktivitas.

Sebab serbuk sari dari pohon durian akan rontok ke bawah. ”Ini bisa dilihat pada 2016 lalu. Saat itu kemarau basah. Kualitas durian, seperti rasa menurun. Kuantitas juga menurun banyak.

Sebab pohon durian mulai berbunga saat memasuki puncak musim kemarau,” kata Sulthon, kemarin. Berdasarkan siklus pembuahan di Jepara, imbuh dia, pohon durian mulai berbunga pada bulan Agustus.

Sementara itu, untuk musim panen antara Desember, Januari, dan Februari. ”Pengamatan saya, ini sudah ada beberapa pohon yang berbunga.

Dari berbunga hingga buah masak memang butuh waktu cukup lama. Dengan demikian selama proses itu memang calon buah rawan rontok,” tambah dia.

Untuk produktivitas dan kualitas buah durian, lanjut dia, tahun lalu cukup bagus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Selain cukup melimpah, rasa buah durian juga lebih enak dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sulthon membeberkan, tiap tahun buah durian di Kota Ukir memang menurun secara permanen. Hal itu tak lepas dari kian banyaknya pohon durian yang ditebang. Beberapa tumbang karena angin kencang.

Timpa Rumah

Penebangan dilakukan karena pemilik masing-masing khawatir pohon atau buah durian jatuh menimpa rumah. ”Di Jepara belum ada kebun durian. Pohonnya tumbuh di pekarangan rumah warga.

Lha, saat sudah terlalu besar atau di pekarangan dibangun rumah, maka pohon akan ditebang. Selain itu, pohon durian kerap ditebang untuk dijual sebagai bahan baku mebel,” ungkapnya.

Menurutnya, kalaupun ada warga yang memiliki lahan kosong, mereka lebih memilih menanam sengon laut. Sebab menanam pohon durian lebih banyak didasari rasa suka.

Selain membutuhkan waktu lima hingga 10 tahun agar bibit pohon durian bisa berbuah, juga karena panen yang hanya sekali dalam setahun. ”Kalau sengon laut dua tahun sudah bisa dipanen pohonnya,” tandas dia.

Di Jepara, pohon durian paling banyak terdapat di Kecamatan Tahunan, tepatnya di Desa Kecapi.

Sementara itu, di Batealit ada di Desa Bantrung. Beberapa pohon durian juga terdapat di Bangsri dan Pecangaan.

Soal menurunnya jumlah pohon durian di Jepara juga diakui Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Jepara Achid Setiawan.

Meski tak memiliki data pasti jumlah pohon durian di sana, jumlah pohon dari salah satu ikon Jepara ini memang banyak berkurang.

Penyebab utamanya memang ditebang oleh pemiliknya. ”Usaha kami terus mengadakan pembibitan. Kita (Pemkab) memiliki laboratorium kultur jaringan milik DLH.

Ke depan kita usahakan agar bisa untuk pengembangan bibit durian. Khususnya durian petruk yang khas Jepara,” tambah Achid. 


Sumber Berita :  https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/105068/produksi-durian-dikhawatirkan-turun