Presiden Joko Widodo
(Jokowi) memenuhi permintaan Yohanes Ande Kala alias Joni, siswa kelas 1
SMP Negeri Silawan, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang
telah melakukan aksi heroik memanjat tiang bendera setinggi 20 meter
untuk membetulkan tali bendera yang tersangkut saat upacara HUT ke-73
Kemerdekaan RI, di Belu, NTT, Jumat (17/8) lalu.
Saat bertemu dalam
acara silaturahim dengan para teladan di Istana Negara, Jakarta, Senin
(29/8) siang, Presiden Jokowi sempat bertanya kepada Joni minta apa saja
kepada dirinya. Yang dijawab Joni, dengan kata-kata sepeda, minta
bikinin rumah, dan jadi tentara.
“Sudah itu saja.
Sepeda sama rumah. Ya sudah. Nanti saya tanya lagi tambah lagi nanti
kamu. Ya sudah, nanti saya titip ya, belajar yang baik. Kan juga sudah
dapat beasiswa kan. Belajar yang baik, bekerja keras hingga bisa meraih
cita-citamu,” kata Presiden menjawab permintaan Joni.
Saat Presiden kembali bertanya ingin jadi apa? Joni buru-buru menjawab tentara.
“Jadi tentara. Ya
sudah nanti langsung daftar ke Panglima. Langsung diterima kamu. Jaga
kesehatan. Kesehatan dijaga semua ya,” jawab Presiden Jokowi.
Dialog Presiden dengan Joni
Dalam kesempatan itu,
Presiden Jokowi mengaku kaget melihat rekaman video Joni memanjat tiang
bendera setinggi 20 meter. Ia meyakini, mereka yang hadir dalam acara
silaturahim dengan para teladan tidak akan ada yang berani menirukan
Joni memanjat tingga bendera setinggi itu.
“Jon, kamu tahu ya.
Apa yang kamu lakukan menaiki tiang itu adalah bahaya loh, bahaya. Terus
terang saya waktu melihat itu mikir khawatir dan cemas. Gimana, kok
enggak takut menaiki yang tiangnya kecil dan katanya itu pas kamu sakit
perut gitu ya. Gimana, gimana?” tanya Presiden Jokowi membuka diaog
dengan Joni.
Joni menceritakan,
sebenarnya dirinya sakit perut saat mengikuti upacara HUT ke-73
Kemerdekaan RI di Belu itu. Ia lantas disuruh masuk ke ruang UKS (Usaha
Kesehatan Sekolah), tidak diobati, namun diberi minum. Karena itu, ia
lantas tidur di ruang UKS.
Saat itulah, lanjut
Joni, dirinya mendengar suara Wakil Bupati Belu yang sedang memimpin
upacara, menanyakan siapa yang bisa naik tiang bendera (untuk
membetulkan tali yang tersangkut).
“Langsung saya bangun, lari, buka sepatu langsung manjat tiang,” kata Joni.
Presiden sempat
bertanya kepada Joni yang terlihat sempat ngos-ngosan waktu memanjang
separuh tiang. Namun setelah berhenti, Joni kembali melanjutkan memanjat
tiang.
“Kamu sebelumnya sudah
sering manjat-manjat tiang atau manjat apa gitu, manjat pohon atau?”
tanya Presiden, yang dijawab langsung oleh Joni, “Manjang pinang biasa”.
Presiden Jokowi
menilai aksi heroik yang dilakukan Joni adalah sesuatu yang
membahayakan, dan juga harus diingatkan. Tapi Presiden menilai, itulah
keberanian dan pengorbanan tanpa pamrih Joni, ingin agar merah putih
terus berkibar di Kabupaten Belu.
Presiden kemudian
meminta Mensesneg Pratikno, agar membawa Joni melihat-lihat Dunia
Fantasi dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).Sumber Berita : http://setkab.go.id/presiden-jokowi-hadiahi-joni-si-pemanjat-tiang-bendera-rumah-sepeda-dan-jadi-tentara/