SEMARANG, suaramerdeka.com - Nilai Ekspor produk
hasil perikanan dari Jateng dari Januari-November 2018 mencapai Rp 4,7
Triliun. Pada periode yang sama Januari-November 2017, catatan nilai
ekspor pada angka Rp 2,9 Triliun.
Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil
Perikanan (BKIPM) Kelas II Semarang, Jateng, Raden Gatot Perdana
menjelaskan, kenaikan nilai ekspor ini berkisar pada angka 59 persen.
“Trennya membaik. Eksportir di Jateng ini banyak,” jelasnya di
sela-sela Focus Group Discussion (FGD) bertema Percepatan Pelayanan
Ekspor Pasca Implementasi KMK No.2844/2018 di Jateng bersama para
eksportir dan stakeholder terkait, di Kantor BKIPM, Semarag Barat, Kamis
(27/12).
Jumlah produk perikanan yang mampudi ekspor pada periode ini mencapai
59.020 Ton. Sementara periode sebelumnya hanya 38.691 Ton. Angka ini
disumbang dari 54 jenis komoditas, dengan 19 negara tujuan ekspor.
Gatot memerinci, komoditas nilai ekspor lima besar disumbang oleh
rajungan dengan kontribusi 37,5 persen. Selanjutnya diikuti udang dengan
kontribusi 17,7 persen, cumi-cumi 10 persen, surimi 8,5 persen, dan
lobster 3,2 persen.
"Rajungan dan udang dari tahun ke tahun masih menjadi andalan ekspor
perikanan Jateng. Tentu masyarakat Amerika Serikat khususnya begitu
meminati produk perikanan rajungan mau pun udang," terangnya.
Pasar ikan dari Jateng dikatakannya begitu diminati di luar negeri.
Lima negara tujuan ekspor terbesar saat ini antara lain Amerika Serikat
36,3 persen, Jepang 16,5 persen , China 15,1 persen, Malaysia 7,8
persen, dan Taiwan 5,3 persen.
Lebih jauh, kata Gatot, wilayah perairan pantai utara Jateng
menyumbang hasil perikanan terbanyak, selain dari hasil laut pantai
selatan.
"Rerata eksportir terbanyak, berasal Pantura Jateng. Ada juga eksportir dari daerah lain yang turut menyumbang," katanya.
Sumber : https://www.suaramerdeka.com/news/baca/156027/ekspor-ikan-jateng-hingga-november-2018-capai-rp-47-triliun