Guna meningkatkan kesadaran dan bimbingan kepada masyarakat terkait
dengan penanggulangan bencana sedari dini, pemerintah telah menyiapkan
agar kurikulum terkait kebencanaan untuk masuk ke dalam pendidikan siswa
dan masyarakat.
“Pendidikan mengenai kebencanaan akan dimulai di bulan Januari ini
baik di tingkat sekolah maupun di tingkat masyarakat,” kata Presiden
Jokowi dalam pernyataannya saat melakukan peninjauan ke Desa Way Muli,
Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, yang merupakan salah satu
wilayah terdampak bencana pada Rabu (2/1) siang.
Pendidikan tersebut, lanjut Presiden, terutama akan diberikan untuk
siswa sekolah dan masyarakat di daerah-daerah yang kemungkinan adanya
bencana itu besar, baik tanah longsor, gempa, atau tsunami.
Di Desa Way Muli, Kepala Negara meninjau kondisi hunian warga dan
fasilitas umum yang rusak pascabencana dengan didampingi oleh Menko
Polhukam Wiranto, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Sosial Agus Gumiwang
Kartasasmita, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Panglima TNI Marsekal
Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, dan Gubernur
Lampung Muhammad Ridho Ficardo.
Di Lampung Selatan sendiri, berdasarkan informasi yang didapat
Presiden, tercatat sebanyak 118 orang meninggal sementara 490 rumah
mengalami kerusakan. Banyaknya korban jiwa tersebut disinyalir karena
rumah-rumah warga yang sebagian besar berada tepat di bibir pantai.
Penanganan Cepat
Presiden Jokowi menginstruksikan jajaran terkait untuk melakukan
penanganan cepat bagi para korban bencana tsunami di Selat Sunda yang
ada di Lampung Selatan. Setelahnya, pemerintah akan segera melakukan
pembangunan kembali rumah warga yang rusak akibat bencana tersebut.
“Tadi rakyat meminta agar segera rumahnya dibangun. Kita akan masuk
ke situ, ke tahap rekonstruksi dan pembangunan. Tidak ada hunian
sementara. Jadi langsung akan dibangun rumah,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden mengatakan bahwa pemerintah akan sekaligus melakukan
relokasi terhadap wilayah hunian milik warga yang akan segera dibangun
itu. Lahan seluas 2 hektare berjarak kurang lebih 400 meter dari lokasi
semula telah disiapkan sebagai lokasi hunian baru yang relatif lebih
aman dari bencana serupa.
Penataan tata ruang terutama bagi wilayah-wilayah yang berada di
sekitar garis pantai, menurut Kepala Negara, sudah mendesak untuk
dilakukan. Ia menyebutkan, untuk mengurangi risiko jatuhnya korban jiwa
akibat bencana salah satunya dapat dilakukan dengan penataan tata ruang
itu.
“Kita tidak hanya berbicara sekarang, tidak hanya berbicara 5 tahun
ke depan, tidak hanya berbicara 10 tahun ke depan. Tapi berbicara 20,
30, atau 50 tahun ke depan,” tutur Kepala Negara.
Sumber : http://setkab.go.id/pemerintah-siapkan-kurikulum-kebencanaan-untuk-siswa-sekolah-dan-masyarakat/