Cari Blog Ini

Sabtu, 02 Maret 2019

Kasus Demam Berdarah di Blora Turun

BLORA, WAWASANCO – Beberapa waktu lalu, pasien DBD sempat membludak dan banyak yang terpaksa dirawat di tempat tidur cadangan di teras atau lorong rumah sakit. Kini penderita demam berdarah dengue (DBD) di Blora cenderung menurun.
Berdasar data di kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, Jumat (1/3), kasus DBB medio Januari-Februari sebanyak 130 penderita, dua penderita meninggal dunia (MD).
“Januari-Februari 2019, penderita DB terdata 130 orang, dan kasus DBB terus menurun,” jelas pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Kabupaten Blora, Lilik Hernanto.
Dari 16 kecamatan di kabupaten paling timur di Jateng ini, kasus DBD tertinggi adalah Kecamatan Blora (35 kasus), Jepon (19 kasus), Randublatung (15 kasus), Banjarejo (12 kasus), Cepu (11 kasus).
Semua kecamatan di Blora terdapat kasus DBD, namun penderitanya dibawah 10 kasus, terpenting cegah dini dengan gerakan menutup, menguras dan mengubur media (3M) di tempat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.
“Blora urutan kedelapan kasus DBD di Jateng, tertinggi Sragen, Semarang, dan Batang,” tambah Sekretaris Dinkes setempat, Lilik Hernanto.
Pengasapan
Diberitakan sebelumnya, kasus DBB di Blora pada 2018 di Blora mencapai  357 kasus, enam orang pasien meninggal dunia (MD). Kasus itu tidak termasuk warga dirawat di rumah sakit luar daerah.  
Kepala Bidang Pelayanan Rumah Sakit dr. Soetijono Blora, H. Jamil, 8 Januari 2019 menjelaskan, kapasitas tempat tidur perawatan pasien anak yang berjumlah 28 penuh, sementara jumlah pasien ada 40 orang lebih.
Untuk bisa menampung pasien, harus membuka tempat tidur cadangan sebanyak 20 unit di teras (lorong) RS yang diberi pengamanan, ada 40 pasien anak, sebagian pasien DB.
Lilik Hernanto menambahkan, Blora termasuk wilayah rawan kasus DB, sehingga Dinkes rajin sosialisasi, dan memperingatkan masyarakat agar selalu waspada dengan melakukan cegah dini melalui gerakan 3M.
Menurutnya, musim hujan seperti saat ini banyak genangan atau kubungan air yang bisa menjadi media tumbuh kembangnya nyamuk aedes aegypti.  Lilik menjelaskan, fogging (pengasapan) memang terus digerakkan, namun cara ini hanya bagian dari upaya pencegahan saja.
“Fogging itu hanya membunuh nyamuknya saja, tidak sampai jentik-jentik (bibit) nyamuk, terpenting adalah dengan 3M itu,” pungkasnya.
 


Sumber :  https://www.wawasan.co/news/detail/8223/kasus-demam-berdarahdi-blora-turun