JAKARTA - Lebih dari 900 rumah mengalami rusak berat akibat gempa
pada Minggu lalu (14/7) di Halmahera Selatan, Maluku Utara. BPBD
setempat melaporkan 971 rumah rusak berat (RB).
Kerusakan terbanyak di Desa Gane Luar, Kecamatan Gane Barat dengan
jumlah 380 unit. Kerusakan dengan kategori RB pada rumah juga
teridentifikasi di Desa Rangga Rangga 300 unit, Lemo Lemo 131, Tomara
90, Kua 30, Luaro 22, Caitu 10, Sawat 6 dan Tanjung Jere 2. Kerusakan
berat (RB) pada infrastruktur bangunan mencakup gedung sekolah 6 unit,
masjid 2, gereja 1, polindes 1, paud 1, dan rumah guru 1.
Sementara itu, korban meninggal bertambah dari sebelumnya 2 menjadi 3
orang; masing-masing 1 orang dari Desa Rangga Rangga, 1 dari Desa Gane
Dalam dan 1 orang dari Desa Yomen. Selain itu, 1 orang mengalami luka
berat. Para korban meninggal diakibatkan reruntuhan bangunan.
Pascagempa pengungsian terjadi di beberapa titik di Kota Labuha,
Halmahera Selatan, seperti kantor BPBD Halmahera Selatan, Dinas
Pariwisata, Polres, Masjid Raya, aula kantor Bupati, halaman Lembaga
Pemasyarakatan, SMEA Amasing, dan Gunung Bobebo. Estimasi jumlah
pengungsi mencapai 1.104 orang. Jumlah tersebut belum termasuk dari
Kecamatan Gane Brat dan Gane Timur.
Hingga kini (15/7) upaya penanganan darurat terus dilakukan. Tim
terpadu Kabupaten Halmahera Selatan yang melibatkan TNI, Polri, BPBD,
SAR, Dinkes, Dinsos, PUPR, Satpol PP, BMKG dan PMI berangkat menuju
wilayah Gane dan Bacan bagian Timur atau di daerah-daerah yang terkena
dampak gempa. Tim melakukan pendataan kerusakan bangunan dan korban
serta pendistribusian bantuan logistik berupa terpal, tikar, makanan,
minuman dan obat-obatan. Kebutuhan mendesak berupa beras, air mineral,
makanan siap saji, tikar, matras, selimut, terpal, dan popok bayi.
Sejauh ini Pemerintah Halmahera Selatan telah membentuk pos komando
(posko) untuk melakukan penanganan darurat. Dapur umum yang dioperasikan
pemerintah daerah (pemda) yang dibantu TNI dan Polri untuk melayani 9
pos pengungsian di Kota Labuha. Pemerintah setempat menetapkan masa
tanggap darurat selama 7 hari, terhitung 15 - 21 Juli 2019.
Di samping itu, Pemda Halmahera Selatan telah menurunkan tim yang
terdiri dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, Tagana, RAPI, PMI, ACT dan
wartawan untuk mendistribusikan logistik ke lokasi pengungsian di
Kecamatan Bacan Timur, Bacan Timur Tengah, Gane Dalam, Gane Timur dan
Gane Barat.
BPBD Provinsi Maluku Utara dan TRC BNPB telah menuju lokasi terdampak
di Kecamatan Gane Barat dan Gane Timur untuk melakukan kaji cepat guna
mendata tingkat kerusakan, jumlah pengungsi dan kebutuhan yang
dibutuhkan oleh pengungsi untuk ditindaklanjuti. Situasi sekitar dua
kecamatan tadi relatif kondusif. Jaringan listrik dan komunikasi
normal.Tim di lapangan merasakan guncangan yang terasa kuat sesaat gempa
susulan dengan magnitudo 5,3 terjadi pada sore tadi (15/7) pukul 17.35
WIB dan berkedalaman 10 km.
Gempa dengan magnitudo 7,2 ini terjadi pada Minggu (14/7), pukul
16.10 WIB. Guncangan yang dirasakan warga di beberapa wilayah ini
berlokasi pada 0.59 LS,128.06 BT (62 km Timur Laut Labuha - Maluku
Utara) dengan kedalaman 10 Km. Goncangan kuat sebesar V MMI di daerah
Obi, III MMI di Labuha, II - III MMI di Manado dan Ambon, dan II MMI di
wilayah Ternate, Namlea, Gorontalo, Raja Ampat, Sorong, dan Bolaang
Mongondow.
Sumber : https://bnpb.go.id/perkembangan-pascagempa-halmahera-selatan-971-rumah-rusak-berat