Jakarta, wapresri.go.id
– Salah satu fokus Pemerintah Indonesia pada Masterplan Ekonomi Syariah
Indonesia (MEKSI) ialah penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM). Dalam pelaksanaannya, Pemerintah memerlukan dukungan dari
berbagai komunitas sebagai penggeraknya.
“Masyarakat
kita masih perlu didorong dalam melakukan usahanya. Jangan pengusaha
kecil kita menjadi pengusaha stunting, pengusaha yang tidak berkembang.
Saya mengapresiasi upaya IPEMI dalam membangun ekonomi keumatan.
Biasanya ibu-ibu lebih komunikatif dalam menjadi fasilitator,” ujar
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin ketika menerima Pengurus Pusat
Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (PP IPEMI) di Kantor Wakil Presiden,
Jl. Merdeka Utara No.15, Jakarta, Senin (18/11/2019).
Wapres
menilai, ekonomi umat saat ini masih lemah dan perlu diangkat. Ada
banyak kendala yang dihadapi oleh pengusaha kecil, seperti permodalan
karena tidak bankable, kesulitan menemukan bahan baku, kendala kualitas
produk yang kurang bersaing karena melalui proses dengan alat sederhana
dan pengetahuan yang minim, kendala promosi, serta kurangnya kemitraan
yang membangun.
“Pemerintah memiliki
program pembiayaan nonbank seperti MEKAR. Selain itu, Pemerintah
mendorong BUMN dan pengusaha besar untuk bermitra dengan pengusaha kecil
dan bukan mengambil lahan usaha kecil,” ungkapnya.
Lebih
lanjut Wapres menjelaskan bahwa Pemerintah mendorong pengembangan
ekonomi syariah dengan perluasan Perpres sehingga bukan lagi Komite
Nasional Keuangan Syariah (KNKS), namun menjadi Komite Nasional Keuangan
dan Ekonomi Syariah (KNKES).
“Empat
hal penting yang perlu dilakukan dalam pengembangan keuangan dan ekonomi
syariah. Pertama, pengembangan produk halal. Indonesia tidak hanya
sebagai pemberi ‘stempel’ sertifikat halal namun di masa mendatang dapat
menjadi standar halal dunia dengan menjadi negara industri atau
produsen halal yang berorientasi pada ekspor,” terangnya.
Kedua,
lanjut Wapres, pengembangan industri keuangan, seperti perbankan,
asuransi, pasar modal, sukuk dan green sukuk. Sukuk merupakan investasi
yang dipakai untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan proyek
lainnya yang ramah lingkungan.
“Ketiga,
social fund. Kita perlu mengembangkan zakat dan wakaf agar ada dana
murah untuk diinvestasikan pada pembangungan dan program pengentasan
kemiskinan,” imbaunya.
Wapres
mencermati, saat ini zakat yang terkumpul baru 3,5% atau 8 triliun
rupiah dari potensi 230 triliun rupiah. Sementara yang ada di Indonesia
adalah dana haji sebesar 100 triliun rupiah, namun nilai ini belum
dikategorikan sebagai investasi yang menghasilkan.
“Keempat,
bisnis syariah yang mendukung usaha masyarakat di berbagai sektor,
seperti pertanian, peternakan, perkebunan, gula aren, minyak sereh,
sirih, industri herbal, kelautan (sea farming),” urainya.
Wapres
pun mengungkapkan, keberhasilan proyek percontohan sea farming keramba
udang yang dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan para
santri di Kepulauan Seribu dapat dikembangkan di seluruh Indonesia
dengan juga melibatkan para santri.
Ke depan, Wapres berharap IPEMI terus menjadi organisasi penggerak perekonomian umat dengan berbagai kegiatan pembinaan.
Sebelumnya,
Ketua Umum PP IPEMI Inggrid Kansil melaporkan bahwa IPEMI menjalankan
program penguatan sektor UMKM karena 70% anggota IPEMI adalah pelaku
UMKM yang didominasi bidang kuliner dan fesyen, selain kearifan lokal
seperti pengusaha batu bara di Kalimantan.
“Kami
juga telah menjalin sinergi dengan Kementerian Koperasi dan UKM,
Kementerian Perindustrian, dan Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf).
Namun belum dengan Kementerian Agama, padahal ini sangat perlu untuk
pengurusan sertifikat halal,” ungkapnya.
Selain
itu, Inggrid juga melaporkan bahwa dalam rangka memperingati Hari Ibu,
IPEMI bekerja sama dengan Pemprov NTB dan Kementerian Perindustrian akan
mengadakan Expo NTB dari tanggal 2 s.d. 6 Desember 2019. Expo meliputi
bidang pariwisata, kuliner, dan kerajinan. Juga akan dilakukan pemberian
penghargaan kepada 86 perempuan Indonesia inspiratif sehingga ini juga
dapat menginspirasi para muslimah lainnya dalam berwirausaha.
Pada
kesempatan yang sama, Ketua Dewan Penasihat M. Lutfi Handayani
mengatakan, keberhasilan yang diraih saat ini karena keterbukaan IPEMI
terhadap keanggotaan bagi muslimah yang sudah menjadi pengusaha,
muslimah yang ingin belajar menjadi pengusaha, dan muslimah yang ingin
punya penghasilan tambahan.
Patut
diketahui, IPEMI dibentuk pada tahun 2015 oleh sekelompok aktivis
majelis taklim sebagai wadah peningkatan ekonomi umat dan pemberdayaan
perekonomian, selain kegiatan dakwah. Selama 4 tahun IPEMI berkembang di
34 provinsi, 360 kota/kabupaten/kecamatan, dan 10 negara, yaitu Turki,
Thailand, Malaysia, Amerika Serikat, Jepang, Brunei Darussalam, Rusia,
India, Australia, dan Arab Saudi. Hingga saat ini keanggotaan IPEMI
berjumlah 4 juta orang serta memiliki 6 galeri IPEMI.
Hadir bersama Inggrid Kansil, Sekretaris
Jenderal Nurwahidah Saleh, Kepala Bidang UKM Nining Agoes, Kepala
Bidang Umum Prilly Pricilla, Sekretaris 1 Yuri Marina dan Koordinator
Bidang UKM Erny Nazief.
Sementara,
Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Deputi
Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan
Bambang Widianto, Plt. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi,
Infrastruktur dan Kemaritiman Guntur Iman Nefianto dan Masduki Baidlowi.Sumber : https://www.wapresri.go.id/dorong-ipemi-gerakkan-ekonomi-umat/