SEMARANG – Ekspor
hasil perikanan Jawa Tengah pada tahun 2019 hingga bulan Oktober sudah
mencapai Rp2,4 triliun dengan volume sebanyak 41.289 ton. Komoditas
ekspor hasil perikanan terbesar adalah rajungan, udang, dan kerupuk
udang.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut dengan capaian tersebut Jawa Tengah bisa menjadi juara ekspor perikanan.
“Ternyata penampilan ekspor kita di bidang perikanan bagus. Tahun ini
sampai bulan Oktober mencapai Rp2,4 triliun. Saya curiga Jateng ini
juara ekspor perikanan. Potensi kelautan dan perikanan kita sungguh
dahsyat. Kalau pasar sudah bagus maka masukkan pada customer premium,”
katanya saat melepas Ekspor Raya Hasil Perikanan Tahun 2019 di kantor
Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Semarang, Jumat
(22/11/2019).
Ekspor hasil perikanan tertinggi dari Jawa Tengah adalah rajungan.
Potensi perikanan tersebut ada di sepanjang Pantura, mulai dari Brebes
sampai Rembang. Selain rajungan juga ada udang dan kerupuk udang.
“Para eksportir sudah ada di sini. Mereka itu melakukan
terus-menerus. Katakan saja kalau sehari rata-rata Rp9 miliar, kita bisa
tahu berapa duit yang masuk dari potensi itu,” jelas Ganjar.
Sementara potensi lain untuk ekspor perikanan adalah Tilapia. Tilapia
uang dikembangkan di Klaten saat ini sudah menembus pasar ekspor ke
Amerika Serikat. Hal itu mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk
mengembangkan dan bisa dipelajari oleh orang lain.
“Tilapia atau ikan Nila di Klaten sudah diekspor ke Amerika. Itu
harganya bagus, pasarnya bagus, dan mungkin kita memang the best.
Ternyata Tilapia ini tidak terlalu banyak diketahui, jadi saya ingin
prospek ini kemudian dikembangkan. Kalau ada yang mau belajar silakan
datang ke Klaten, sudah ada champion-nya di sana,” ungkap mantan anggota DPR RI ini.
Gubernur mengatakan pengembangan sektor perikanan tersebut diharapkan
bisa memberikan dampak positif. Di antaranya bisa mendobrak ekonomi
nasional dengan meningkatkan devisa, memberdayakan potensi yang ada di
daerah-daerah, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Tugas kita dalam politik ekspor dan politik perikanan, kita bisa
mengikuti perkembangan bisnis perikanan ini. Masyarakat itu butuhnya apa
nanti akan kita buatkan. Misal butuh pelatihan, ya dibuatkan. Kalau
butuh peningkatan kapasitas dan akses modal, ya ayo, tadi juga ada dari
pihak bank juga. Saya kira ini cara coworking yang bisa kita lakukan
sehingga semua bisa belajar bersama. Sudah saatnya kita masuk pada
kualitas yang tinggi dan bersaing di kancah dunia,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan video conference bersama
Menteri Kelautan dan Perikanan RI Edi Prabowo yang berada di Teluk
Lamong, Gresik Jawa Timur. Ganjar yang memberikan laporan langsung
meminta petunjuk dari menteri agar bisa meningkatkan ekspor perikanan di
Jawa Tengah.
“Langsung kami minta petunjuknya saja, Pak. Di sebelah saya ini ada
para eksportir tangguh. Mereka sudah mengirim kripik udang, lalu ada
juga udang, dan satu lagi rajungan. Tahun ini kinerja ekspor kita di
Jawa Tengah secara keseluruhan Rp 2,4 triliun dan rajungan masih nomor
satu, masih dominan. Mudah-mudahan kita semua mendapat petunjuk dari Pak
Menteri agar kita lebih pintar lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan
Keamanan Hasil Perikanan Semarang Raden Gatot Perdana menyebutkan dalam
ekspor raya hasil perikanan, Jawa Tengah telah mengekspor 41.289 ton
dengan nilai Rp 2,4 triliun. Sementara dalam bulan Oktober 2019 sudah
ada ekspor hasil perikanan mencapai Rp 790 miliar. Hasil perikanan
tersebut diekspor ke 11 negara, di antaranya ada Amerika Serikat,
Italia, China, Taiwan, Filipina, Singapura, dan beberapa negara lainnya.
Sumber : https://jatengprov.go.id/publik/ekspor-hasil-perikanan-jateng-tembus-rp24-t/