Jakarta, wapresri.go.id
– Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menerima Duta Besar (Dubes)
Australia untuk Republik Indonesia Gary Quinlan, di Kantor Wapres, Jl.
Medan Merdeka Utara No.15, Jakarta, Selasa (19/11/2019).
Dubes
Quinlan menyatakan bahwa sejak 70 tahun yang lalu hubungan Indonesia
dan Australia sudah sangat erat. Hubungan itu kini berlanjut menjadi
kemitraan strategis yang lebih baik.
“Sekarang
kita mempunyai IA CEPA [Indonesia-Australia Comprehensive Economic
Partnership Agreement]. Semoga persetujuan ini segera diratifikasi,”
harapnya.
Dalam pertemuan tersebut,
Dubes Quinlan juga membahas tiga isu strategis sebagai upaya memperkuat
hubungan kedua negara, yaitu penanggulangan kemiskinan, kontra-terorisme
dan hubungan antarmasyarakat (people to people relationship).
“Kami
sudah bekerjasama secara erat dengan Wapres Jusuf Kalla dan Wapres
Boediono tentang penanggulangan kemiskinan di bawah TNP2K [Tim Nasional
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan]. Kami menantikan kerjasama di
bawah kepemimpinan anda,” ungkapnya.
Terkait
kerjasama kontra-terorisme, Dubes Quinlan menyampaikan bahwa Menteri
Luar Negeri dan Menteri Pertahanan kedua negara akan melakukan pertemuan
di Bali dalam 2 minggu ke depan.
Selanjutnya,
ia menggarisbawahi, terkait kerjasama antarmasyarakat kedua negara
masih perlu ruang untuk diperbaiki. Untuk itu, berbagai program mulai
dikembangkan, termasuk hubungan antaruniversitas, seperti program
kemitraan di Makassar yang melibatkan 8 universitas di Australia.
Sebagaimana
diketahui, banyaknya siswa Indonesia yang belajar di Australia
memberikan pengalaman tersendiri bagi siswa tersebut untuk memahami
kehidupan, budaya, sekaligus membangun pertemanan dengan masyarakat
Australia.
Mengikuti skema tersebut,
Dubes Quinlan menyatakan, Pemerintah Australia tengah mendorong
masyarakat Australia belajar di negara-negara Indo-Pasifik, termasuk
Indonesia, dengan membuat program New Colombo Plan sejak 4 tahun lalu.
Menurutnya, kebanyakan dari mereka yang mengikuti program ini, memilih
Indonesia. Sehingga, tahun depan akan ada sepuluh ribu mahasiswa
Australia yang akan datang ke Indonesia.
Selain
itu, lanjutnya, dalam mendukung hubungan antarmasyarakat ini, telah
dilakukan Indonesia-Australia Interfaith Dialogue Maret 2019, di
Bandung. Pemerintah Australia juga mendukung rencana Pemerintah
Indonesia membangun Universitas Islam Internasional Indonesia.
Pembangunan universitas tersebut diharapkan membawa wajah Islam yang
moderat, damai dan toleran.
“Kepada
Presiden Jokowi PM Australia Scott Morrison menyampaikan, mahasiswa
Australia yang datang belajar ke Indonesia diharapkan dapat memahami
Islam secara keseluruhan dari sudut pandang Indonesia,” ungkap Dubes
yang pernah menjadi Penasehat Utama PM untuk urusan luar negeri.
Menanggapi
hal tersebut Wapres menyatakan, Pemerintah Indonesia memiliki komitmen
kuat untuk terus melanjutkan kerja sama dengan Australia, mengingat
Australia adalah tetangga dan sahabat lama Indonesia.
“Sebagai
Wakil Presiden RI, saya berkomitmen kuat melanjutkan upaya peningkatan
hubungan bilateral RI-Australia, dalam kerangka Kemitraan Komprehensif
Strategis kita,” ujarnya.
Menyinggung
isu kontra-terorisme, Wapres menegaskan, hal tersebut dapat dilakukan
dengan pendekatan yang komprehensif, baik menggunakan hardpower dengan
law enforcement dan softpower dengan pendekatan budaya agama.
Sementara,
terkait kerjasama penanggulangan kemiskinan di Indonesia, Wapres
menilai, hal tersebut sangat efektif karena angka kemiskinan di
Indonesia sejak tahun 2010 telah mencapai satu digit, yakni 9,41 persen.
Dalam hal ini Wapres akan melakukan penataan program perlindungan
sosial, pemberdayaan UMK, dan pembangunan manusia sebagai priorias
TNP2K. Ia pun mengapresiasi dukungan Pemerintah Australia tersebut.
Terkait
isu hubungan antar masyarakat yang merupakan pilar utama hubungan
bilateral kedua negara, Wapres mendorong dilanjutkannya dialog antar
umat beragama sebagaimana dikembangkan melalui Indonesia-Australia
Interfaith Dialog pertama tahun ini. Diharapkan program ini dapat
dilakukan secara berkala. Selain itu ia juga mendorong dialog pemuda
seperti program Outstanding Youth for The World 2018 yang melibatkan 18
pemuda Indonesia berprestasi di bidang keagamaan, dimana 10 di antaranya
adalah santri.
“Sebagai informasi,
dalam waktu dekat Indonesia juga akan melakukan program kunjungan santri
Indonesia ke berbagai negara untuk berkontribusi bagi perdamaian dan
persatuan dunia dengan mengembangkan nilai-nilai tolerasi, » paparnya.
Ke depan Wapres berharap kerjasama kedua negara menitikberatkan pada program-program prioritas pemerintahan saat ini.
“Prioritas
kami adalah menyiapkan SDM yang unggul, sehat, cerdas, berkualitas dan
produktif, pembangunan infrastruktur, peningkatan investasi dalam rangka
membangun industri dan reformasi birokrasi, serta iklim usaha yang
lebih baik.
Dalam pertemuan tersebut,
tak lupa Wapres menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran PM
Australia dalam acara pelantikan Presiden dan Wapres, 20 Oktober lalu.
Hadir
bersama Dubes Quinlan, Minister Counsellor for Political and Strategic
Communication Dave Peebles, Minister Counsellor for Government and Human
Development Kristen Bishop, Counsellor for Economic Tod Dias, dan
Counsellor for Politic Claire Scott.
Sementara
Wapres didampingi Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Deputi
Bidang Pemberdayaan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto,
Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri,
Desra Percaya, dan Plt. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pemerintahan
Muhammad Iqbal.Sumber : https://www.wapresri.go.id/ratifikasi-ia-cepa-perkuat-kemitraan-strategis-indonesia-australia/