SEMARANG – Untuk kali pertama Kongres
Perempuan Jawa Tengah yang membahas permasalahan perempuan digelar mulai
Senin (25/11/2019) besok, di Hotel UTC, Jalan Kelud Raya Semarang.
Kongres yang diselenggarakan selama dua hari ini diikuti oleh organisasi
dan komunitas perempuan, serta elemen masyarakat lainnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jawa Tengah
Retno Sudewi menjelaskan kongres yang diinisiasi pihaknya bersama Badan
Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Jawa Tengah itu diselenggarakan atas
dasar tanggungjawab para organisasi perempuan, yang menyatakan sudah
saatnya bersama-sama melakukan konsolidasi gerakan sosial untuk mencari
solusi bersama. Kongres Perempuan Jawa Tengah I kali ini mengambil tema
“Menguatkan Kepemimpinan Perempuan untuk Mewujudkan Pemerintahan yang
Demokratis, Adil dan Sejahtera”.
Diakui, sejumlah pencapaian penting dalam bidang
demokrasi, perdamaian, keadilan dan kesetaraan gender yang dinikmati
perempuan saat ini bukan otomatis didapatkan setelah Indonesia merdeka.
Pencapaian tersebut merupakan hasil perjuangan panjang gerakan perempuan
lintas kapasitas, kelompok, suku, agama dan pilihan politik.
Mengingat pentingnya pembahasan permasalahan perempuan,
sebelumnya, pernah dilaksanakan Kongres Wanita I di Yogyakarta, Kongres
Wanita II di Jakarta dan Kongres Wanita III di Bandung. Kongres I, II
dan III menghasilkan banyak rekomendasi penting untuk mengatasi
kesenjangan dan diskriminasi perempuan dalam bidang pendidikan,
kesehatan, perkawinan/ keluarga, hak memilih dan dipilih (politik),
kekerasan dalam rumah tangga (poligami) dan kekerasan seksual. Bahkan
ikrar persatuan organisasi perempuan yang dibacakan peserta Kongres
Wanita I pada tanggal 22 Desember 1928 diperingati sebagai Hari Ibu.
Saat ini, kata Dewi, sudah 91 tahun pasca Kongres Wanita
I, atau sudah 74 tahun sejak Indonesia Merdeka, atau sudah 21 tahun
reformasi. Berbagai masalah kesenjangan dan diskriminasi terhadap
perempuan masih terus terjadi. Kemiskinan perempuan, ketidaksetaraan
upah dan kesempatan pekerjaan, kekerasan dan perdagangan perempuan,
perkawinan anak, kematian ibu dan rendahnya partisipasi politik
perempuan di parlemen dan dalam pembangunan merupakan berbagai
permasalahan yang masih dihadapi oleh perempuan.
“Untuk itu Kongres Perempuan Jawa Tengah I perlu
dilaksanakan untuk memberikan rekomendasi penyelesaian masalah perempuan
saat ini,” bebernya.
Dewi menunjuk contoh, di Jawa Tengah dari tahun 2015 –
2019 tercatat ada 8.640 perempuan yang melapor dirinya mengalami
kekerasan berbasis gender. Kemudian lebih 50 % Perempuan Kepala Keluarga
(Pekka) di Jawa Tengah tidak memiliki akte nikah, 78 % bercerai karena
mengalami KDRT, 40 % buta huruf serta 56 anak mereka tidak memiliki akte
kelahiran.
Dari 120 anggota DPRD Jawa Tengah hasil Pemilu 2019,
hanya terdapat 22 anggota DPRD perempuan atau hanya sebesar 18,3 %.
Padahal keterwakilan perempuan sebagai calon anggota legislatif DPRD
Jawa Tengah pada Pemilu 2019 tercatat sebesar 40,6 %.
“Untuk itu pasca pemilu kepala daerah Provinsi Jawa
Tengah 2018 dan Pemilu Presiden 2019, gerakan perempuan di Jawa Tengah
memiliki tanggungjawab tidak hanya untuk mendiskripsikan apa yang
terjadi, tetapi harus, melakukan konsolidasi gerakan sosial,”
terangnya.
Ditambahkan, beragam pembahasan akan dilakukan hingga
Selasa (26/11/2019). Kongres hari I akan dibuka Gubernur Jawa Tengah
Ganjar Pranowo, dengan keynote speech pada stadium general dari Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Gusti Ayu Bintang
Darmawati yang akan memaparkan “Perspektif Perempuan Indonesia dalam
Pembangunan”. Selain itu masih banyak narasumber lokal maupun nasional
pada diskusi tematik. Pada akhir acara, ditargetkan ada hasil keputusan
kongres.
“Kongres Perempuan Jawa Tengah I ini akan menjadi
tonggak pelaksanaan kongres selanjutnya. Hasil kongres akan
diimplementasikan dalam program jangka pendek dan jangka panjang,
sehingga tidak hanya merupakan slogan tetapi realisasi program untuk
solusi bersama,” tandas Dewi.Sumber : https://jatengprov.go.id/publik/senin-kongres-perempuan-jateng-petama-digelar/