SEMARANG – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah menyiapkan skenario new normal life di bidang pendidikan. Persiapan akan dilakukan selama satu setengah bulan, sebelum memasuki semester baru pada 13 Juli 2020.
Hal tersebut dikatakan Kepala Disdikbud Provinsi Jateng
Jumeri, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (28/5/2020). Menurutnya,
perlu persiapan cermat dan kehati-hatian ekstra, mengingat jumlah
peserta didik dari tingkat pendidikan dini hingga menengah atas mencapai
enam juta siswa.
Untuk itu, pihaknya tetap berkiblat pada protokol
kesehatan, yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Namun demikian,
pihaknya mengaku siap, jika kondisi normal baru di bidang pendidikan
memang benar-benar akan dilaksanakan.
“Kita pertimbangkan pula infrastruktur sekolah, agar ketika kita lakukan new normal bisa siap. Saat ini kita susun road map,
apakah terkait tempat cuci tangan, kamar mandi atau lingkungannya.
Kalau belum, kita akan siapkan selama masa liburan ini (12 Juni-12 Juli
2020),” ujar Jumeri.
Selain kesiapan sekolah, Jumeri menuturkan skema waktu
pembelajaran murid. Ia menyatakan, keadaan tersebut sangat bergantung
pada sebaran Covid-19 di masa mendatang. Berbagai skenario akan
dipersiapkan berdasarkan kondisi epidemiologis yang ditentukan oleh
Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19. Selain itu, pihaknya
akan memperhatikan kondisi daerah di Jateng, apakah pada wilayah
tersebut termasuk epicentrum (pusat) penyebaran atau bukan. Sehingga, antara satu kabupaten atau kota di Jawa Tengah, kebijakan new normal bisa kasuistik.
“Apakah nanti masuk sekaligus atau bergelombang, kita
akan akan ikuti dan taati dinamika GTTP, yang pasti mempertimbangkan
epidemiologi penyakit. Penyebaran kasus di daerah juga jadi
pertimbangan, apakah nanti bisa penuh, setengah kelas, sepertiga kelas,
setiap hari atau dalam seminggu hanya masuk dua hari. Intinya Jateng
siap, apakah itu masuk normal, PJJ (pembelajaran jarak jauh) oke, sebagian PJJ juga oke,” paparnya.
Jumeri menuturkan, selama kurun waktu satu setengah bulan, pihaknya juga akan melakukan simulasi new normal, pada sekolah-sekolah yang akan dijadikan acuan penerapan new normal. Sehingga,
jika jadi diterapkan, guru dan murid tidak gagap. Tentu semua itu
dilakukan dengan memperhatikan panduan dari Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud). Kebijakan tersebut juga akan dikomunikasikan
lintas sektor.
“Sekolah dan cabang pendidikan di daerah juga harus
berkomunikasi dengan pemerintah daerah terkait kondisi pandemi di
wilayah. Yang jadi perhatian kami juga sekolah asrama, di mana satu
kamar ada empat sampai enam siswa,” pungkas Jumeri.Sumber : https://jatengprov.go.id/publik/jateng-siapkan-skenario-hadapi-new-normal-bidang-pendidikan/