SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar
Pranowo menginstruksikan kepada seluruh bupati dan wali kota untuk
menutup mal, supermarket ataupun pasar jika pengelola tidak bisa
melakukan pengontrolan ketat terhadap pengunjung. Pasalnya, terjadi
lonjakan kasus cukup besar akibat keteledoran di Pasar Kobong Semarang.
Menurut Ganjar terjadi lonjakan keramaian di berbagai
tempat dalam tiga hari terakhir, khususnya di tempat perbelanjaan. Dia
pun memerintahkan agar bupati dan wali kota se-Jawa Tengah segera
bertindak, dengan melakukan pengetatan penerapan protokol kesehatan.
“Untuk bupati dan wali kota se-Jawa Tengah, agar
rasa-rasanya dalam dua hari ini akan ada banyak kerumunan orang belanja.
Ketati saja,” kata Ganjar, Jumat (22/5/2020).
Bahkan jika masih terdapat kerumunan karena susah
diatur, baik pengelola maupun warganya, Ganjar menginstruksikan agar
bupati maupun wali kota tidak segan melakukan penutupan. Menurut Ganjar
saat ini situasinya sudah semakin membahayakan, terlebih di pusat-pusat
keramaian.
“Saya minta yang tidak bisa melakukan pengontrolan ketat
pada mereka yang hendak belanja di pasar, mal, supermarket, lebih baik
tutup saja. Karena ini kondisinya sudah kritis. Banyak orang datang
berbelanja karena sudah terima THR, banyak uang cash, jadi ini sangat berbahaya,” katanya.
Ganjar mencontohkan, di Kota Semarang terjadi lonjakan
kasus secara signifikan akibat masyarakat masih nekad berkunjung ke
pasar, mal, maupun supermarket. Salah satu kejadiannya berada di Pasar
Kobong.
“Karena kita terjadi peningkatan, kemarin di Semarang di
Pasar Kobong ada 26 (orang) positif dan ternyata dari Demak. Sehingga
OTG-nya banyak. Karena ini kondisinya sudah kritis,” beber gubernur.
Selain penutupan mal dan pasar, Ganjar juga meminta agar
para pemimpin daerah kompak menginstruksikan warganya untuk menjalankan
Salat Idulfitri di rumah.
“Saya berharap semua mengajak yuk salat id di rumah. Lagipula Majelis Ulama Indonesia sudah memberikan guidance-nya. Sehingga kita akan lebih tenang,” tandasnya.