Cari Blog Ini

Kamis, 30 Juni 2022

Wamenkeu: Perbankan Perbanyak Akses Kredit kepada UMKM

 


Jakarta, Kemenkeu – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara meminta perbankan memperbanyak akses kredit kepada UMKM untuk mendukung pencapaian target kredit atau pembiayaan perbankan sebesar 30 persen untuk UMKM pada tahun 2024.  

“Bapak Presiden menyampaikan seyogyanya alokasi kredit perbankan untuk UMKM adalah 30 persen. Itu bukan mengubah klasifikasi. Artinya kita perbanyak UMKM kita, perbanyak aksesnya kepada perbankan. Target tahun 2024 sebesar 30 persen kita kerjakan bersama,” ujar Wamenkeu dalam acara Banking Service Excellence Awards 2022 yang diselenggarakan Infobank di Jakarta, Kamis (30/06).

Lebih lanjut, Wamenkeu mengatakan bahwa Kementerian Keuangan siap membantu perbankan terkait regulatory framework demi mencapai target 30 persen kredit untuk UMKM tersebut.

“Kunci utama dari peran perbankan sebagai intermediary adalah kembali menyalurkan kredit kepada masyarakat. Demand-nya mulai ada, supply disruption-nya ada. Itu adalah pasar untuk Ibu Bapak sekalian menyalurkan kredit. Tentu dilakukan sesuai kemampuan,” ungkap Wamenkeu.

Di sisi lain, Wamenkeu mengharapkan perbankan dalam melakukan fungsi intermediary juga ikut mendorong penggunaan produk dalam negeri.

“Bapak Presiden juga mengatakan beberapa waktu terakhir ini kalau kita belanja itu ya produk dalam negeri, baik untuk belanja pemerintah, apalagi belanja masyarakat. Ini akan menimbulkan multiplier yang luar biasa. Kunci kita salah satunya adalah produk dalam negeri atau tingkat kandungan lokal yang kita ingin maksimalkan,” kata Wamenkeu.

Dalam hal ini, Pemerintah sedang membenahi katalog belanja dengan sistem yang menuju arah penggunaan produk dalam negeri. Demikian juga dengan BUMN dan juga Pemerintah Daerah (Pemda).

“Pemda sedang kita semangati, kita giring. Saya berharap perbankan yang menjalankan fungsi intermediasi perbankan itu juga bisa ikut mendorong ini,” ujar Wamenkeu.

Di samping itu, Wamenkeu mengajak sektor perbankan untuk mendorong kredit yang mendukung keberlanjutan keuangan untuk sektor dan jasa yang mendukung terwujudnya energi hijau. Hal tersebut sejalan dengan komitmen Indonesia dalam pemenuhan net zero emission.

“Ibu Bapak yang ada di perbankan, yang mengelola perbankan pasti sudah bisa merasakan, financing untuk kegiatan-kegiatan yang non-green makin lama makin sulit, makin mahal. Tren ini akan berlanjut,” ungkap Wamenkeu.

Jika melihat realita jangka pendek, beberapa negara seperti Jerman kembali ke energi fosil karena terjadinya gejolak geopolitik. Namun demikian, Wamenkeu menilai transisi menuju energi hijau dan ekonomi hijau harus tetap dilakukan untuk jangka menengah dan panjang.

“Jangka pendek melindungi masyarakat, menjaga daya beli, menjaga inflasi. Tapi kita tidak lepas dari perspektif jangka menengah dan jangka panjang kita yaitu transition to green energy, green economy. Indonesia akan tetap menggiring menuju ke sana,” kata Wamenkeu. 

 

 

Sumber : https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/wamenkeu-perbankan-perbanyak-akses-kredit-kepada-umkm/