Cari Blog Ini

Minggu, 27 November 2022

Lokakarya Program UEFA Assist Football for Women Berakhir

 

Kolaborasi antara PSSI dan UEFA gelombang kedua, berakhir hari ini. Program bernama UEFA Assist kali ini bertema Football for Women, terkait pengembangan sepak bola wanita untuk Indonesia.

Kegiatan ini sudah berlangsung dari tanggal 24 November 2022 dan berakhir hari ini, tanggal 27 November 2022. Lokakarya ini bertempat di Hotel Century, Jakarta.

Program ini diikuti oleh perwakilan stakeholders sepak bola yang berkecimpung di sepak bola wanita, PSSI, ASBWI dan beberapa perwakilan klub. Mereka diberikan materi oleh tiga perwakilan UEFA, yakni Chris Milnes (UEFA International Relations Project Specialist), Monika Staab (UEFA Assist Expert) dan Jules McGeever (UEFA Assist Expert).

Untuk diketahui, ini adalah kali keduanya UEFA Assist melakukan kolaborasi dengan PSSI. Sebelumnya, mereka mengadakan League Development Program (LDP) terkait pengembangan liga dan workshop peningkatan kapasitas klub dari tanggal 19-22 November di tempat yang sama.

Topik-topik yang dibawakan antara lain mengenai kepemimpinan wanita di dunia sepak bola, berkarier di sepak bola wanita, mengembangkan kemampuan sepak bola wanita, administrasi, membangun hubungan baik dengan stakeholders, terutama dengan pemerintah, marketing, mengembangkan nilai komersial, investasi sektor publik, pengembangan pemain grassroot di sepak bola wanita, kompetisi, dan operasional dalam kompetisi.

Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi yang datang ke acara ini bersama Direktur Teknik Indra Sjafri, mengatakan kegiatan ini merupakan sebuah sejarah dan menandai tonggak pertama bagi sepak bola wanita untuk berkembang di Indonesia.

“Terima kasih kepada UEFA atas dukungannya selama ini, saya berharap hal seperti ini tidak putus sampai hari ini saja, namun berkelanjutan. Mudah-mudahan nanti akan kami terjemahkan dan realisasikan di masa depan, UEFA begitu peduli dengan sepak bola Indonesia, ini akan sangat bermanfaat bagi kami, saya yakin kita akan bertemu lagi dikemudian hari, masih banyak hal baik yang bisa Anda berikan kepada kami kedepannya nanti,” kata Yunus Nusi.

“Melalui bantuan dan dukungan ilmu yang diberikan oleh UEFA, saya berharap para stakeholders dan pelaku sepak bola wanita Indonesia, setelah ini bisa menyerap serta menerapkan ilmu yang banyak sekali bisa dimanfaatkan bagi kemajuan sepak bola wanita yang memang sudah mulai bangkit kembali di negeri ini,” katanya.

Di hari terakhir ini peserta dan narasumber dari UEFA membahas mengenai pengembangan grassroot di sepak bola wanita, pemain, jalur kompetisi, dan elit. Kemudian juga ada pembahasan mengenai rencana operasional, serta menentukan area prioritas lalu perencanaan operasional.

“Kami membahas dan bertukar pikiran mengenai bagaimana kendala-kendala dari permasalahan serta mencari jalan keluar dari permasalahan itu, untuk perkembangan sepak bola wanita di Indonesia. Kita UEFA datang membantu federasi, berbagi mengenai pengalaman kami. Tetap yang menjalankan dan mempunyai pandangan adalah federasi dengan dibantu oleh para pelaku sepak bola wanita itu sendiri. Karena kami tidak tahu bagaimana kultur, kebiasaan dan budaya di Indonesia. Kalaupun ingin tahu, akan memakan waktu yang sangat lama. Jadi kita kembalikan ke federasi nanti, bagaimana menentukan masa depan sepak bola wanita di Indonesia, karena mereka nanti yang punya rencana dan program-program untuk dijalankan,” tutur Monika Staab, UEFA Assist Expert.

“Selama empat hari ini, kami sudah mendengar banyak masukan, ide dan pengalaman dari para peserta. Program Football for Women berfokus pada pemberdayaan perempuan dan membantu perempuan mengembangkan karir mereka di sepak bola. Kami tidak menyuruh federasi melakukan apa yang kami lakukan, namun lebih kepada membantu federasi dan pemangku kepentingan utama lainnya bekerja sama untuk mengembangkan sepak bola wanita. Setelah kami kembali dalam empat hari, kami akan terus melanjutkan dukungan kami melalui program mentoring selama enam bulan ke depan,” tambah Chris Milnes, International Relations Project Specialist UEFA.

Sementara itu menurut salah satu peserta, Souraya Farina yang juga perwakilan dari Asosiasi Sepak Bola Wanita (ASBWI) mengatakan, “Dengan acara ini, kami menyampaikan kendala-kendala bagaimana mengembangkan sepak bola wanita di Indonesia. Sepak bola wanita akan berkembang jika ada kesempatan kepada para wanita untuk berkecimpung didalamnya, tanpa adanya perbedaan gender, pria atau wanita. Karena semua orang berhak bermain sepak bola,” tuturnya.

“Banyak hal yang bisa diperoleh dari workshop bersama UEFA, mulai dari management, finance, dan hal lainnya. Agar klub sepak bola di Indonesia dapat berkembang lebih maju. Apalagi semua orang mengetahui, bila UEFA memiliki liga terbaik diseluruh dunia, untuk itu banyak yang bisa dipelajari.”

“Kami berharap kolaborasi dan komunikasi yang sudah dibangun dalam acara ini tak berhenti saat acara ini selesai, namun kami bisa terus tetap berkomunikasi secara rutin, dengan semua yang ada di acara ini. Agar kedepannya, sepak bola wanita di Indonesia bisa menjadi lebih baik, kuat dan hebat,” tutupnya.

 

 
 
Sumber : https://www.pssi.org/news/lokakarya-program-uefa-assist-football-for-women-berakhir