Jakarta, Kemenkeu – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani
Indrawati mengatakan bahwa pandemi saat ini memaksa masyarakat untuk
beralih ke digitalisasi. Dalam hal ini, Indonesia menargetkan sebanyak
50 persen atau 64 juta UMKM menggunakan platform digital untuk
meningkatkan penjualannya.
“Itu benar-benar lompatan besar. Ini diperlukan bagi Indonesia untuk
melihat potensi ekonomi digital dan fintech sebagai kontributor
pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya dalam acara 4th Indonesia Fintech Summit
2022, Jumat (11/11).
Selanjutnya, Menkeu juga menyampaikan bahwa Indonesia terus berupaya
untuk mengejar Ekonomi Digital mencapai USD133 miliar atau sekitar 30%
GDP di tahun 2025. Meski penetrasi fintech masih terbilang rendah, namun
saat ini telah berkembang hingga 3 kali lebih besar dari angka
pertumbuhan ekonomi. Selain itu, Indonesia juga diuntungkan dengan
populasi masyarakat yang mayoritas merupakan generasi Z dan millenial.
“Penduduk Indonesia lebih dari 53-55 persen sebenarnya adalah Generasi Z
dan Milenial. Jadi mereka secara alami adalah digital native,” ujar
Menkeu.
Namun untuk mencapai itu, diperlukan sumber daya manusia Indonesia yang juga berkualitas.
“Itulah sebabnya pengeluaran pemerintah untuk pendidikan, tidak hanya
jumlah uang tetapi juga konten kurikulum atau cara mengajar. Mereka
semua telah berbenah untuk dapat memaksimalkan teknologi digital dan
mempersiapkan sumber daya manusia di Indonesia dengan lebih baik,” tutur
Menteri Keuangan.
Selain itu, dikatakan Menkeu bahwa pemenuhan pemerataan dan belanja
infrastruktur digital, terutama bagi daerah-daerah tertinggal di
Indonesia juga perlu dilakukan. Oleh karenanya, belanja pemerintah
bidang infrastruktur adalah komponen belanja yang tidak dipotong meski
saat pandemi.
Bahkan di saat belanja negara mengalami peningkatan hingga 3x lipat
untuk dapat menyambungkan 75 ribu pulau yang ada di Indonesia, lebih
dari 4000 sekolah, layanan rumah sakit, posyandu dan puskesmas agar bisa
tersambung dengan internet dan bisa mengakses pengetahuan yang lebih
baik melalui teknologi digital.
“Jadi ini semua yang kami sebut membangun kondisi yang diperlukan agar
Indonesia tidak hanya bisa menikmati teknologi digital, tetapi juga pada
saat yang sama memastikan pertumbuhan ekonomi serta teknologi digital,
termasuk fintech akan memberikan pertumbuhan yang lebih inklusif,”
pungkasnya