SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar
Pranowo gencar menggalakkan pemantauan komoditas kebutuhan pokok, serta
menggelar operasi pasar di beberapa kabupaten dan kota. Upaya tersebut
guna mencegah kenaikan inflasi daerah.
Hal itu diungkapkan Ganjar, seusai mengikuti Rapat
Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dipimpin Menteri Dalam
Negeri RI Tito Karnavian secara daring, dari Grhadhika Bhakti Praja,
Senin (27/3/2023).
“Mudah-mudahan minggu ini kawan-kawan akan turun,
melihat dan mengecek ke pasar mana-mana yang kurang dan harus
diintervensi,” kata Ganjar.
Dia menambahkan, dalam rakor, Mendagri menyampaikan
komoditas yang memiliki Indeks Perkembangan Harga (IPH) tertinggi pada
bulan Ramadan antara lain beras, cabai rawit, daging ayam ras dan telur
ayam ras. Komoditas tersebut patut diwaspadai sebagai faktor kenaikan
inflasi.
Data dari https://hargajateng.org,
per Minggu (26/3/2023), harga beras premium Rp13.000 per kilogram,
beras medium Rp11.600 per kilogram, cabai rawit merah Rp70.000 per
kilogram, cabai rawit hijau Rp42.600 per kilogram, daging ayam ras
Rp33.000 per kilogram, dan telur ayam ras Rp29.800 per kilogram.
Sejumlah harga komoditas di Jawa Tengah, masih terhitung
aman. Kendati demikian, untuk mencegah lonjakan inflasi, Ganjar bersama
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan bupati/ wali kota, tetap
mencanangkan gerakan terjun langsung ke lapangan dan operasi pasar.
“Termasuk komoditas yang sudah panen dan belum panen,
agar kami bisa menghitung. Seperti beras, kan sudah stabil karena
panennya sudah tinggi,” ucap gubernur.
Menurutnya, untuk mengendalikan harga, intervensi harus
dilakukan secepat mungkin, baik di tingkat produsen, suplier, hingga
konsumen. Dengan begitu, inflasi dapat dicegah sedini mungkin.
“Di tengah Ramadan biasanya ada peningkatan (harga). Maka saya minta segera cek, lakukan intervensi, semacam operasi dan sebagainya, agar kita bisa mengendalikan inflasi itu,” jelas Ganjar.







