Cari Blog Ini

Rabu, 24 April 2024

PRESS BRIEFING MENLU RI KUNJUNGAN KE HANOI, VIETNAM 23-24 APRIL 2024

 


​Rekan-rekan media yang saya hormati,

Saya baru saja selesai Pertemuan ke-5 Joint Commission on Bilateral Cooperation atau JCBC di Hanoi. Pertemuan ini saya pimpin bersama dengan Menteri Luar Negeri Vietnam.

Selain pertemuan JCBC, saya juga diundang menjadi salah satu pembicara kunci pada ASEAN Future Forum tahun 2024 dan melakukan kunjungan kehormatan kepada Perdana Menteri Vietnam.

Saya awali dengan kegiatan ASEAN Future Forum.

ASEAN Future Forum diselenggarakan oleh Vietnam sebagai platform pertukaran pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN dalam bentuk track 1.5 dengan melibatkan wakil dari pemerintah, para pakar, akademisi, praktisi dan pengusaha.

Forum ini mengangkat tema “Toward fast and sustainable growth of a people-centered community." Dua Kepala Pemerintahan hadir dalam acara pembukaan, yaitu Perdana Menteri Vietnam dan Perdana Menteri Laos, sebagai Ketua ASEAN. Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia sebagai next chair dari ASEAN dan Sekjen PBB menyampaikan sambutan melalui pesan video.

Saya diundang sebagai Lead Speaker pada sesi kedua dengan tema “Ensuring comprehensive security for a people-centered ASEAN Community." Dalam pidato, saya sampaikan bahwa bagi ASEAN, isu keamanan adalah bagian penting dari cerita mengenai ASEAN.

Saya sampaikan juga bahwa isu keamanan mencakup banyak dimensi, tidak hanya aspek militer dan politik, tetapi juga sosial, ekonomi dan lingkungan yang sama-sama penting dengan isu keamanan, dan harus ditangani secara komprehensif.

Lanskap keamanan kawasan dan global sekarang ini berubah dengan cepat, mulai dari rivalitas kekuatan besar, perang yang terus berlanjut di Ukraina dan Gaza, konflik di Myanmar, serta tantangan perubahan iklim, ketahanan pangan dan energi, dan meningkatnya kejahatan lintas batas.

Kemajuan teknologi seperti artificial intelligence dan big data di satu sisi membawa manfaat besar, namun di sisi lain menjadi tantangan besar bagi keamanan yang memerlukan respons inovatif dan adaptif.

Tren ini bukan hanya berdampak bagi dunia saat ini, tetapi juga akan menentukan masa depan kita, termasuk masa depan ASEAN. Oleh karena itu, di dalam pidato, saya sampaikan beberapa pemikiran mengenai bagaimana ASEAN dapat terus tumbuh di tengah situasi yang terus berubah.

Pertama, ASEAN harus terus memerankan kepemimpinannya dalam pengembangan arsitektur dan kerja sama di Indo-Pasifik. Saya tekankan mengenai pentingnya ASEAN yang kuat dan bersatu. ASEAN yang relevan, ASEAN yang matters dan berperan sentral di kawasan. ASEAN yang dapat merespons berbagai tantangan di kawasan dengan sigap.

Secara jelas saya sampaikan ASEAN harus memastikan Indo-Pasifik tetap menjadi kawasan yang damai, terbuka, dan inklusif, yang mengedepankan dialog dan kolaborasi konkret dengan pendekatan win-win dan bukan pendekatan zero-sum, serta penghormatan dan implementasi hukum internasional dilakukan secara konsisten.

Oleh karena itu, pengarusutamaan implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific dalam seluruh mekanisme ASEAN menjadi sangat penting. Sebagaimana terefleksi pada keketuaan Indonesia tahun lalu, tahun lalu teman-teman ingat kita menyelenggarakan ASEAN-Indo Pacific Forum dan penguatan hubungan dengan Pacific Island Forum dan Indian Ocean Rim Association (IORA).

Hal Kedua yang saya sampaikan adalah bahwa ASEAN harus memiliki pendekatan yang komprehensif untuk isu keamanan. Isu ketahanan pangan, energi, dan  keuangan diproyeksikan akan menjadi tantangan ekonomi utama yang dihadapi ASEAN di masa depan.

Kita telah saksikan bersama bagaimana konflik di Ukraina, perubahan iklim, dan pandemi Covid-19 telah memperparah tantangan sosial ekonomi tahun lalu. Dan tahun ini, situasi di Gaza dan Palestina secara umum menciptakan lebih parah  ketidakadilan dan ketidakpastian.

Itulah mengapa keketuaan Indonesia tahun lalu di ASEAN, Indonesia mendorong penguatan kerja sama di sektor ketahanan pangan, energi dan keuangan karena Indonesia ingin memperkokoh ketahanan sosial-ekonomi ASEAN.

Selain itu, saya juga menyampaikan bahwa ASEAN juga harus dapat mengatasi risiko keamanan yang timbul dari digitalisasi dan perkembangan teknologi terkini seperti AI dengan mendorong dan turut menentukan tata kelola digital global dan menjembatani digital divide serta memperkuat digital literacy.

Transformasi digital harus menjadi 'force enabler for the global common good' atau kekuatan yang memungkinkan kita meraih kebaikan global secara bersama.

Di akhir pidato, saya tekankan pentingnya kerja sama kolektif untuk mengatasi keamanan kawasan dan global karena kita tidak akan dapat mengatasi tantangan sendirian. Saya juga menekankan pentingnya proses yang inklusif dalam pengembangan Visi Komunitas ASEAN 2045 dengan memperhatikan suara dan kepentingan masyarakat ASEAN.

Rekan-rekan media yang saya hormati,

Kegiatan saya, selain hadir dalam ASEAN Future Forum seperti yang sudah saya sampaikan adalah melakukan kunjungan kehormatan kepada PM Vietnam. Pada kesempatan tersebut, beberapa hal yang dibahas antara lain:

Pertama, kita sepakat untuk meningkatkan target perdagangan sebesar USD 18 miliar atau lebih pada 2028.

Kedua, kerja sama ketahanan pangan harus segera dimulai. Oleh karena itu, pembahasan perjanjian kerja sama ketahanan pangan harus segera dimulai.

Terakhir, saya tegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap penguatan kerja sama ASEAN, termasuk penyiapan untuk Visi ASEAN 2045.

Rekan-rekan,

Kegiatan terakhir saya adalah memimpin JCBC ke-5 RI-Vietnam bersama Menlu Vietnam. Vietnam dan Indonesia telah memiliki Kemitraan Strategis sejak 2013. JCBC sebelumnya diselenggarakan di Jakarta pada tahun 2022.

Hubungan Indonesia-Vietnam terus meningkat yang antara lain ditandai dengan intensitas pertemuan kedua pemimpin. Dalam dua tahun terakhir, kedua Leaders telah bertemu sebanyak 5 kali, dan terakhir adalah kunjungan Presiden Joko Widodo ke Hanoi pada Januari lalu.

JCBC kali ini dilakukan untuk melakukan stocktaking perkembangan kerja sama bilateral dan tindak lanjut pertemuan JCBC ke-4 serta tindak lanjut kunjungan Presiden RI ke Vietnam pada bulan Januari yang lalu. Isu yang dibahas mencakup kerja sama bilateral, regional, dan juga global.

Beberapa highlight dari pembahasan JCBC ke-5 antara lain:

Untuk kerja sama politik, saya sampaikan perlunya kedua negara terus mempererat dialog di tengah meningkatnya rivalitas geopolitik di kawasan. Untuk itu saya dorong dimulainya 10th Policy Dialogue Indonesia-Vietnam.

Untuk kerja sama pertahanan, saya sambut baik penyelenggaraan Defense Policy Dialogue yang ke-3 antara Kemhan kedua negara, serta penyelenggaraan Air-Staff Talk pertama antara Angkatan Udara kedua negara yang akan digelar tahun ini.

Saya juga menyambut baik keikutsertaan Angkatan Laut Vietnam pada Multilateral Naval Exercise ke-24 tahun lalu dan pada ASEAN Solidarity Exercise tahun lalu yang diadakan di Batam.

Kementerian Pertahanan Indonesia dan TNI akan berpartisipasi pada 2nd Vietnam International Defense Expo yang akan diselenggarakan Desember tahun ini untuk memamerkan produk-produk industri pertahanan Indonesia.

Vietnam juga menyampaikan terima kasih di dalam pertemuan JCBC atas bantuan Indonesia di dalam membangun Vietnam's Peacekeeping Center yang sesuai dengan standar PBB.

Terkait dengan kerja sama keamanan, saya tekankan  pentingnya penguatan kerja sama untuk mengatasi kejahatan transnasional yang  terus meningkat di kawasan, utamanya kasus perdagangan orang terkait online scam.

Saya juga mendorong implementasi penuh MoU kerja sama penanggulangan terorisme dan MoU kerja sama penanggulangan kejahatan narkoba yang telah dimiliki kedua negara.

Terkait kerja sama maritim, saya sampaikan pentingnya penguatan kerja sama penanganan penangkapan ikan secara ilegal atau IUU Fishing, termasuk dengan mengimplementasikan secara efektif Joint Communique on Voluntary International Cooperation to Combat IUU Fishing and to Promote Sustainable Fisheries Governance tahun 2018.

Untuk isu perdagangan, saya  sambut baik peningkatan nilai perdagangan kedua negara selama 5 tahun terakhir yang naik rata-rata 12,8 persen. Untuk mencapai target 18 miliar dolar pada 2028, kedua negara perlu terus mengurangi hambatan dagang dan segera menuntaskan perjanjian ketahanan pangan serta mengoptimalkan peran Joint Committee on Economic, Scientific and Technical Cooperation (JC-ESTC).

Terkait dengan investasi, terdapat minat tinggi investasi dua arah. Oleh karena itu diperlukan iklim investasi yang baik. Indonesia pada kesempatan JCBC juga memintakan perlindungan terhadap para investor Indonesia yang telah menanamkan investasinya di Vietnam.

Sektor kerja sama investasi yang memiliki potensi tinggi untuk masa depan antara lain renewable energy, industri high-tech, ekonomi hijau, dan ekosistem kendaraan listrik.

Terkait kerja sama energi, Indonesia menyampaikan kesiapan untuk  menjadi tuan rumah First Joint Working Group on Energy Cooperation yang pertama tahun ini guna menjajaki ide dan kesempatan kerja sama-kerja sama baru.

Di bidang kesehatan, saya mendorong percepatan penyelesaian pembaharuan MoU Kerja Sama Kesehatan sebagai payung kerja sama yang lebih luas.

Di bidang pariwisata, kita catat terjadi kenaikan jumlah turis Vietnam ke Indonesia sebesar 79% tahun lalu sehingga mencapai 121 ribu orang. Dan untuk semakin meningkatkan pariwisata, saya dorong ekspansi jalur penerbangan langsung antar-kota di kedua negara. Saya juga meminta dukungan Vietnam untuk  memberikan izin penerbangan bagi maskapai Indonesia dengan slot waktu yang memudahkan.

Terkait pendidikan, saya dorong pengaktifan kembali Joint Working Group mengenai kerja sama pendidikan.

Rekan-rekan media yang saya hormati,

Selain isu bilateral, pertemuan juga membahas isu  kawasan dan juga dunia. Secara garis besar, kedua negara sepakat untuk terus bekerja sama dalam memelihara perdamaian, stabilitas dan kemakmuran Asia Tenggara dan Indo Pasifik.

Kedua negara juga menekankan pentingngnya terus dihormatinya Hukum Internasional, termasuk UNCLOS 1982. Tanpa penghormatan terhadap Hukum Internasional, maka perdamaian dan stabilitas akan sulit terjaga seperti yang terjadi di wilayah lain.

Kedua negara juga sepakat untuk terus memperkuat ASEAN dan terus mengarusutamakan implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific dalam kegiatan ASEAN dan kegiatan ASEAN dengan para mitranya.

Demikian rekan-rekan hasil kunjungan saya ke Hanoi dan dari Hanoi saya akan kembali ke Jakarta. Terima kasih.​ 



Sumber : https://kemlu.go.id/portal/id/read/5870/siaran_pers/press-briefing-menlu-ri-kunjungan-ke-hanoi-vietnam-23-24-april-2024