PATI SEMAMPIR GELAR BUDAYA - Bupati Pati Sudewo, menyampaikan pesan moral kepada masyarakat saat
menghadiri pagelaran wayang kulit dengan lakon "Banjaran Sengkuni" di
Desa Semampir, Minggu (6/7) malam.
Menurutnya, pertunjukan tersebut bukan sekadar hiburan, melainkan sarat makna dan peringatan.
“Dipilihnya lakon ini pasti ada arti dan tujuannya. Tujuannya jelas
yaitu agar kita semua warga Kabupaten Pati meningkatkan kewaspadaan,”
ujarnya.
Sudewo menyebut tokoh Sengkuni dan Raden Haryo Suman sebagai simbol penghasut yang masih ada hingga kini.
"Sekarang ini pun masih ada Sengkuni, masih ada Raden Haryo Suman, masih
ada provokator, dalang-dalang kerusuhan yang tidak ingin melihat
Kabupaten Pati maju. Maka kita semua harus waspada terhadap fitnah dan
adu domba,” tegasnya.
Ia juga menegaskan komitmennya sebagai pemimpin yang amanah.
“Watakku Satrio, lakuku Utomo. Saya ingin menjadi Bupati yang membangun
untuk rakyat Kabupaten Pati, bukan untuk kepentingan pribadi,”
tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia menjelaskan kebijakan kenaikan PBB yang sempat menuai polemik.
"Padahal menurut undang-undang, PBB bisa naik tiap tiga tahun. Kalau
dihitung, seharusnya bisa naik hingga 2.000 persen. Tapi kami tidak
menaikkan setinggi itu. Jadi ini bukan untuk menindas rakyat, melainkan
untuk mempercepat pembangunan,” katanya.
Ia menutup sambutan dengan ajakan untuk bersatu.
“Tujuan kita membangun adalah untuk kebaikan bersama. Tidak ada niat
menekan rakyat. Semoga niat baik ini diridhai oleh Allah SWT,”
pungkasnya.