BLORA – Hujan yang
mengguyur Blora sejak tiga hari terakhir, menyejukkan warga yang tengah
menjalankan puasa Ramadan. Meski hujan turun tidak cukup lebat dan
durasinya juga tidak lama, namun sudah cukup untuk menambah cadangan air
bersih di sumur-sumur warga.
Ancaman kesulitan mendapatkan air
seiring datangnya musim kemarau, untuk sementara bisa terhindari.
Sejumlah warga di desa-desa yang kerap mengalami kekeringan mengatakan,
jika hujan tidak turun, sebagian besar air sumur akan habis dalam waktu
tidak lama lagi.
‘’Beruntung hujan turun lagi, bahkan
tiga hari berturutturut Jumat, Sabtu dan Minggu saat malam,’’ujar Surati
(45), salah seorang warga Desa Adirejo, Kecamatan Tunjungan, kemarin.
Dia mengungkapkan, hampir setiap tahun
sebagian warga di desanya kesulitan mendapatkan air bersih saat musim
kemarau. Ibu empat orang anak itu mengaku hampir setiap tahun pula
Pemkab mengirim bantuan air bersih.
Menurutnya, sumur-sumur umum yang kerap
diambil airnya oleh warga hingga kini airnya masih cukup banyak. ‘’Kalau
hujan masih turun lagi beberapa hari ke depan, berarti cadangan air di
sumur akan semakin berlimpah,’’ tandasnya.
Dia mengemukakan, meski air di sejumlah
sumur umum akan kering pada musim kemarau, warga di desanya masih bisa
mendapatkan air bersih. Namun, warga harus berjalan kaki cukup jauh
karena sumur yang ada airnya terletak di tengah sawah.
Sumber Air
‘’Di sumur itu sumber airnya cukup
besar. Ketika sumur lain habis airnya, biasanya warga datang ke sumur
itu,’’ katanya. Lain halnya yang dikemukakan Jiman (55) warga Desa
Sonorejo Kecamatan Blora.
Menurutnya, saat musim kemarau,
kebutuhan air bersih terpenuhi dengan cara membeli dari pedagang. Sebab,
bantuan air bersih yang dikirim Pemkab tidak setiap hari diberikan.
‘’Setiap hari kami butuh air.
Kalau mengandalkan bantuan dari Pemkab,
tentu saja tidak cukup. Biasanya bantuan diberikan seminggu sekali,”
ujarnya. Kakek dua orang cucu itu mengaku sumur di rumahnya hingga kini
masih ada airnya.
Dia pun tidak perlu jauh-jauh
mendapatkan air bersih dari sumur umum di desanya. Menurutnya, sejak
awal April, hujan mulai jarang turun. Dia pun memperkirakan musim hujan
telah berganti ke musim kemarau.
‘’Di saat cadangan air di sumur mulai
menipis, ternyata hujan turun hampir tiap malam selama tiga hari. Ini
berkah Ramadan. Berarti musim kemarau mundur,’’ katanya. Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/sumur-warga-tertolong-hujan/