SEMARANG – Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi
Jateng Sri Puryono menjelaskan, sepanjang 302,21 kilometer jalan tol
trans Jawa yang melintas di Jateng akan dibuka 245,81 kilometer saat
arus mudik dan arus balik Lebaran tahun ini.
Dari 245,81 kilometer itu, baru 42,2 kilometer yang sudah 100 persen
sementara sepanjang 203,61 km masih berstatus fungsional. Jalan
fungsional itu sudah dilapisi beton dan akan diberlakukan searah.
Saat mudik, dibuka dari arah barat menuju timur dan sebaliknya saat
arus balik. Lebih lanjut Puryono mengatakan, jalur tol dari ujung barat
Jawa Tengah (Pejagan) siap dilalui secara fungsional hingga Gringsing
(Kendal). Gringsing berada di Ruas Batang-Semarang seksi II Batang
Timur- Weleri.
Dengan demikian, perjalanan pemudik dari Pejagan-Gringsing melalui
tiga ruas tol (Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, serta Batang-Semarang)
dan tujuh seksi tol dengan panjang jalan 100,51 kilometer. ”Dari
Pejagan-Brebes-Tegal-Pemalang- Pekalongan-Batang, nanti keluar di
Gringsing. Gringsing-Bringin (Kendal) belum bisa digunakan. Kemudian
bisa masuk tol lagi di Mangkang menuju Krapyak (Semarang),” jelas
Puryono, kemarin.
Progres fisik di ruas Batang-Semarang yang terdapat lima seksi tol
secara keseluruhan 70 persen dan pembebasan lahan 87 persen. Setelah
masuk Krapyak, lanjut Puryono, pemudik bisa langsung menuju ruas tol
Semarang-Solo. Masuk di pintu tol Tembalang- Ungaran, Ungaran-Bawen, dan
dilanjutkan Bawen-Salatiga.
Puryono juga meminta pada pemerintah kabupaten/kota untuk ikut
menyiapkan jalur-jalur mudik. Jangan sampai limpahan kendaraan dari
jalan tol diarahkan ke ruas pantura karena akan menambah kepadatan.
Untuk pintu keluar tol, pemerintah menyiapkannya di sejumlah titik.
Lima pintu keluar di ruas Pejagan-Pemalang yaitu di Adiwerna,
Karangjati, Balamoa, Warureja (Kab. Tegal), Sewaka (Pemalang). Empat
pintu keluar di ruas Pemalang-Batang di Sewaka (Pemalang), Bojong (Kab.
Pekalongan), Kandeman (Batang), Pasekaran (Batang), dua pintu keluar di
ruas Batang- Semarang di Tulis dan Subah. Sementara untuk tol
Semarang-Solo, Puryono menambahkan, hingga 26 April lalu, pada ruas
Bawen-Salatiga masih ada 1,8 km yang belum tembus. Satu kilometer di
antaranya sudah dibeton dan 800 meter sisanya proses penggalian dan
penimbunan tanah. Pihaknya meminta proses itu selesai maksimal 31 Mei,
sehingga pada Juni, tol Bawen-Salatiga sudah 100 persen jadi dan siap
dibuka. ”Saya optimistis 31 Mei selesai. Alat, material, dan SDM siap.
Kendalanya cuaca,” ujarnya.
Pintu keluar tol Salatiga di Tingkir menjadi perhatian selanjutnya.
Lantaran sempit, akan dilakukan pelebaran di sisi kanan dan kirinya.
Ditarget H-10 Lebaran sudah selesai. Setelah dari pintu keluar tol
Salatiga, pemudik terpaksa mengambil jalur nasional Semarang-Solo
lantaran Seksi IV Salatiga- Boyolali belum bisa dioperasikan fungsional.
Namun pemudik bisa kembali masuk tol di Ngasem Boyolali yang langsung
menuju Ngawi. Alternatif bagi pemudik yang tak ingin menggunakan tol
bisa melalui Karanggede (Boyolali)-Sragen-Ngawi.
Uji Kelayakan
Terpisah, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan, uji kelayakan ruas tol
Semarang-Solo seksi III Bawen-Salatiga sepanjang 17,6 kilometer belum
bisa dilakukan. Sebab, proyek tersebut belum sepenuhnya selesai. Uji
kelayakan paling cepat baru bisa dilakukan awal Juni. Kasubbag Hukum dan
Humas BPJT Aisyah Herlita Setyaningrum, Minggu (7/5) mengungkapkan,
pihaknya pekan kemarin telah mengecek lokasi yang dimaksud. ”Tetapi
ternyata masih ada pelaksanaan pekerjaan konstruksi di beberapa titik,”
katanya.
Atas capaian progres tersebut, BPJT mendorong proses percepatan
penyelesaian pekerjaan konstruksi agar ruas yang dimaksud bisa
difungsikan untuk mudik Idul Fitri 2017. ”Proses uji kelayakan paling
cepat dikerjakan dua pekan atau bergantung situasi dan kondisi di
lapangan. Yang jelas, kami menunggu surat pemberitahuan dari PTTMJ yang
berisi permintaan pelaksanaan uji kelayakan,” imbuhnya.
Prinsipnya, BPJT tidak mempermasalahkan proses uji kelayakan
dilakukan beberapa tahap. Namun Aisyah menandaskan, pihak pelaksana
butuh kepastian waktu dan pekerjaan fisik di lapangan harus dipastikan
sudah selesai. Mengingat, BPJT tidak ingin uji kelayakan dilakukan
asalasalan.
Sesuai prosedur, tim BPJT Kementerian PUPR yang melakukan uji
kelayakan akan menyatakan layak fungsi bila ruas jalan bebas hambatan
yang dimaksud memenuhi unsur keamanan, keselamatan, serta memenuhi unsur
kenyamanan pemakainya. ”Jika belum memenuhi, kami akan berikan
rekomendasi agar dilakukan perbaikan. Karena semua harus memenuhi syarat
layak fungsi dan operasional. Jadi kami tidak ingin asal-asalan,”
tandasnya. Terpisah, Direktur Teknik dan Operasi PT TMJ Ali Zainal
Abidin ketika dikonfirmasi membenarkan jika uji kelayakan ruas Tol
Bawen-Salatiga sampai kini belum dapat dilaksanakan. Hal itu imbas masih
adanya pekerjaan, tepatnya di ruas Bawen hingga Jembatan Tuntang.
Ia menjabarkan, bila progres pekerjaan konstruksi di ruas tol
Bawen-Salatiga per 28 April 2017 kemarin sudah tercapai lebh kurang
97,071 persen. ”Sisanya, kami menargetkan selesai paling lama akhir Mei
2017 mendatang. Dengan begitu awal Juni 2017 sudah bisa dilaksanakan uji
kelayakan,” kata Ali.
Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/uji-kelayakan-tol-bawen-salatiga-juni/