BLORA - Puluhan pelaku usaha mikro kecil menengah
(UMKM) Kabupaten Blora selama sebulan lebih menerima bimbingan Score
Plus Training dari Sampoerna dan BEDO Score Bali.
Mereka dilatih tentang desain, pemasaran, pameran, pengembangan
produk, ekspor dan pengembangan perusahaan. Program pelatihan yang
diselenggarakan atas kerja sama Dekranasda Blora dengan PKK ini
dilaksanakan secara gratis di ruang pertemuan Bappeda Blora, sejak April
lalu. Mulanya, ada 102 pelaku UMKM yang mengikuti kegiatan ini.
Namun seiring dengan adanya pelaksanaan workshop bertahap sebanyak
tiga kali, kini hanya tinggal 50 pelaku UMKM. Ke-50 UMKM tersebut, pekan
lalu, mendapatkan pengarahan Wakil Bupati Arief Rohman di sela-sela
pelaksanaan training BEDO Score di Bappeda.
Dengan didampingi Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Maskur,
Kepala Cabang Bank Jateng Blora Agus Sri Subiyakto dan Kabag
Perekonomian Setda Blora Rudatiningsih, Wabup memberikan arahan tentang
peningkatan kualitas produk UMKM.
‘’UMKM merupakan salah satu tulang punggung utama perekonomian di
Kabupaten Blora. Produk yang dihasilkan sebisa mungkin harus mampu
bersaing. Manajemen dan pengemasan hendaknya lebih baik dari
sebelumnya,’’ujar Arief Rohman. Dia menghendaki produkproduk UMKM Blora
bisa pasarkan di swalayan dan supermarket.
Dengan begitu, produk-produk itu bisa memiliki nilai jual yang baik.
‘’Di Kabupaten Pati, jajanan produk UMKM bisa masuk Indomaret dan
Alfamart. Ada satu tempat khusus yang disediakan untuk memajang produk
UMKM khas Pati. Nah ini, ke depan harus bisa ditiru Blora,’’katanya.
Syaratnya, lanjut dia, para pelaku UMKM harus mampu melakukan
pengemasan yang lebih menarik, higienis dan terdaftar izin pangan
industri rumah tangga (PIRT)-nya. Untuk bantuan modal, dia mengajak Bank
Jateng Cabang Blora untuk memberikan kredit bunga ringan terendah
se-Indonesia, yakni program Mitra 25 yang beberapa waktu lalu
diluncurkan Gubernur Ganjar Pranowo. Pelaku UMKM bisa meminjam modal
hingga Rp 25 juta dengan bunga hanya 7 persen.
‘’Pinjaman ini tanpa agunan dan bisa diurus dengan mudah ke Bank
Jateng terdekat,’’katanya. Kepala Bagian Perekenomian Setda Blora
Rudatiningsih, yang juga pengurus Dekranasda menjelaskan, bahwa dari 50
orang pelaku UMKM ini akan diseleksi lagi menjadi 20 orang. Mereka
terdiri atas perajin batik, keramik, makanan ringan, kayu jati, bingkai
foto, sablon dan lainnya.
‘’Dua puluh orang itulah yang akan memperoleh bimbingan dan
pendampingan dari Sampoerna dan BEDO untuk pengembangan usahanya. Ke-20
UMKM itu akan dilatih lagi di pusat pelatihan Sampoerna Foundation
(SF),’’ ujarnya.
Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/umkm-dilatih-strategi-bisnis/