JEPARA - Rendahnya tingkat kehadiran peserta Ujian
Kesetaraan Paket C (setara SMA) Tahun 2017/2018 sangat memprihatinkan.
”Semua pihak yang terkait harus mengevaluasi untuk pembenahan total.
Jika kondisi ini berlarut-larut, bagaimana nasib pendidikan kita dan
masa depan bangsa?,” tutur Ketua Komisi C (membidangi Kesra) DPRD
Sunarto SSos, kemarin.
Dia berharap, ke depan ada pembenahan dan diperoleh formulasi untuk
merangsang semangat belajar masyarakat yang putus sekolah formal melalui
pendidikan kesetaraan.
Pemerintah telah memberikan ajang melanjutkan pendidikan melalui
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) ataupun Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM) yang dikelola pegiat pendidikan.
Kepala Disdikpora Fadkurrozi didampingi Kabid PAUD dan Pendidikan
Non-Formal (PNF) Sri Utami memaparkan, dari 1.309 warga belajar yang
terdaftar dalam UNBK Paket C, hanya 989 yang hadir ujian penuh selama
empat hari mengerjakan tujuh mata pelajaran pada 27-30 April lalu. Dan
yang tidak hadir 325 atau 24 persen lebih dari total peserta.
Alasan ketidakhadiran, kebanyakan kehilangan kontak. Ada yang memberi
kabar bekerja di luar daerah dan tidak memungkinkan pulang.
Juga ada yang takut meminta izin karena baru saja diterima kerja.
”Ada pula yang datang minta izin tidak bisa ujian tahun ini dan akan
ikut tahun depan,” terang Fadkurrozi. Mereka yang ikut Ujian Susulan
11-13 Mei lalu hanya 13 orang.
Ujian susulan telah terlaksana yakni hari pertama pada Jumat (11/5)
sesi 1 pukul 08.30-10.30 Bahasa Indonesia, sesi 2 pukul 13.30-15.30
dengan mata pelajaran Geografi.
Adapun Sabtu (12/5) tiga mapel yakni Matematika (07.30-09.30),
Sosiologi (10.30-12.30), dan Pendidikan Kewarganegaraan (13.30-15.30).
Sementara itu, pada Minggu (13/5) materinya Bahasa Inggris (07.30-09.30)
dan Ekonomi (10.30-12.30).
Sri Utami menambahkan, tingkat kehadiran Ujian Paket A (setara SD)
dan Paket B (setara SMP) juga rendah. Ujian Paket A terdaftar 118 warga
belajar, yang hadir ujian 99, tidak hadir 19 (16,1 persen). Untuk Paket
B, peserta 528 orang, hadir 404, tidak hadir 124 orang (24,06 persen).
Ketua Forum Koordinasi PKBM Kabupaten Jepara Ali Shohib menambahkan,
salah satu problem yang harus dibedah dan diatasi adalah belum
optimalnya semangat belajar warga belajar, sebutan untuk murid
pendidikan kesetaraan.
Selama ini, pengelola PKBM jemput bola untuk mendata dan meminta
warga yang putus sekolah untuk melanjutkan pendidikan. ”Umumnya, jika
sudah diterima bekerja kurang bersemangat dalam menempuh pendidikan,”
tandasnya.
Sumber Berita : https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/86156/kehadiran-unbk-paket-c-rendah-perlu-pembenahan-total