Cari Blog Ini

Selasa, 21 Februari 2017

Bantuan Kebanyakan Berupa Makanan






PATI GABUS – Bencana banjir sudah berlangung sejak awal Februari 2017 lalu. Setidaknya dua minggu lebih mereka hidup di genangan air. Akibatnya, sulit beraktivitas. Apalagi, sebagian dari mereka mengeluhkan sejumlah penyakit.

Sutami, 50, warga RT 5 RW 1, Dukuh Biteng, Desa Banjarsari, Kecamatan Gabus mengaku, merasakan gatal-gala di bagian tangan dan kaki. Bahkan, kulitnya mengelupas karena digaruk-garuk terus. Selain gatal-gatal, dia merasakan perut kembung. Kemungkinan kedinginan karena tinggal di genangan air.
“Sebenarnya beberapa waktu lalu sudah ada petugas puskesmas yang ke lokasi banjir untuk memberikan bantuan obat-obatan. Tapi, saya tidak kebagian obat-obatan itu. Semoga pemerintah kembali memberikan bantuan obat-obatan. Karena selama ini bantuan banyak berupa makanan,” ungkapnya.
Korban banjir lainnya, Hardi, 55, warga Dukuh Ngantru, Desa Mustokoharjo, Kecamatan Pati mengaku, kesulitan mendapatkan air bersih. Sudah dua minggu lebih banjir di daerahnya tak kunjung surut. Banjir itu membuat pompa air di daerahnya diputus karena tergenang air.
“Bantuan banjir yang banyak makanan dan obat-obatan. Belum ada yang memberikan bantuan air bersih.  Selain makanan, air bersih itu juga kebutuhan pokok. Karena tidak ada air bersih, terpaksa kami memakai air seadanya. Kalau memasak, kami membeli air bersih dulu,” ucapnya.
Ketinggian air di dukuh itu sekitar 70 sentimeter. Banjir yang sudah dua minggu lebih ini membuat air semakin kotor. Ini yang menjadikan sebagian warga mengeluhkan penyakit gatal-gatal. Apalagi dia belum mengungsi.
Kades Banjarsari, Kecamatan Gabus, Edi Margiyono mengaku, banjir di dua perdukuhan di desanya sudah berlangsung sejak 4 Februari 2017 lalu. Sudah banyak bantuan yang diberikan kepada warga. Meski begitu, dia berharap banjir secepatnya surut.
“Dari 800-an kepala keluarga (KK), yang terdampak banjir ada 263 KK. Dari pemerintah sudah pernah memberikan bantuan dan mendata. Kemungkinan datanya baru diolah. Bencana ini tahunan. Kami menilai untuk menguranginya perlu pengerukan hulu sampai hilir Sungai Juwana,” ungkapnya.

Sumber Berita : http://radarkudus.jawapos.com/read/2017/02/20/3198/bantuan-kebanyakan-berupa-makanan/