PATI- Memasuki tahap akhir pelaksanaan pekerjaan
pembangunan Taman Stasiun Puri Pati, pihak rekanan melakukan uji
pemanfaatan fasilitas air mancur yang bisa berjoget.
Sebab,
fasilitas tersebut merupakan andalan utama sebagai daya tarik sebuah
taman kota yang berlokasi di ujung pertigaan antara Jl PSudirman, Jl
Taman Makam Pahlawan, dan Jl Tunggulwulung. Secara keseluruhan,
pelaksanaan pekerjaan proyek senilai Rp 1.050.000.- 000 itu, sudah
memasuki tahap penuntasan.
Pekerjaan itu sesuai hari kalender
kerja, masih tersisa lebih dari tiga pekan. Dengan demikian, sisa waktu
tersebut dimanfaatkan untuk melakukan pembenahan pada bagian yang belum
maksimal.
Contohnya, kata rekanan pelaksanaan yang bersangkutan,
Danu Aryanto, adalah uji coba andalan taman tersebut, yaitu air mancur
berjoget. Untuk fasilitas taman juga dioptimalkan, meskipun lahan yang
tersedia tidak begitu maksimal.
Dengan begitu, fasilitas kolam air
mancur itu pun luasnya terbatas. Karena itu, ketika proses uji coba
diketahui semprotan air dari noksel salah satu unit pompa, sampai jauh
keluar dari kolam. Kondisi tersebut justru menguntungkan, karena
pengunjung saat melihat fasilitas tersebut tidak sampai keluar ke area
taman.
Konsekuensinya, ada air dari kolam yang terbuang sehingga
harus dilakukan pengisian secara periodik agar air dalam kolam tidak
berkurang. ”Keuntungan lain, selama masih dalam masa pemeliharaan kami
harus sering melakukan kontrol kondisi air kolam agar jangan sampai
banyak berkurang,” ujarnya.
Mengikuti
Di
sisi lain, masih kata dia, untuk pengecatan pilar dan tembok sebagai
latar belakang air mancur maupun tanaman hias pada taman juga ada
masukan dari pengunjung. Yakni, soal warna pada pilar bawah yang
menggunakan warna cokelat muda dipadu dengan warna putih.
Karena
itu, perubahan pada warna cat tersebut harus dilakukan, yaitu untuk
keseluruhan pilar harus menggunakan cat coklat tua, tapi pada bagian
”leher” pilar diubah dari warna coklat tua menjadi hitam. Selebihnya,
untuk daya pancar lampu disko yang warna putih pantulannya juga terlalu
lemah, dan interpalnya kurang panjang.
Sebab, daya pancar sinar
putih itu tidak bisa menembus semprotan air yang sudah berpadu dengan
sinar lampu warnawarni. Hal itu akan terjadi pada malam hari, ketika
lampu-lampu dalam air kolam juga menyala karena gerakan air melalui
noksel pompa akan mengikuti irama musik dari ruang operator.
Maksudnya,
jika irama musik yang mengiringi ritmenya tinggi maka semprotan air pun
cukup tinggi, termasuk jika ritme irama musiknya pelan atau lambat
bergeraknya air pun menyesuaikan. Dari kekuatan ritme irama musik
itulah, bergerakannya air yang ditopang lampu warna-warni akan
mengikuti.
Mengingat hal tersebut, maka kondisi air mancur akan
memunculkan gerakangerakan artistik, hanya akan terjadi pada malam hari.
”Pada siang hari, air mancur akan bergerak biasa, karena tidak akan
disertai dengan pemutaran musik,” imbuh Danu Aryanto.
Sumber Berita : http://www.suaramerdeka.com/smcetak/detail/18250/Air-Mancur-Berjoget-Diuji-Coba