Koordinator Kelompok Nelayan Makmur Sentosa Desa Puncel Darmin
mengatakan, dengan dibangunnya pemecah gelombang itu, masalah
sedimentasi yang parah bisa diselesaikan. Sebab, karena sedimentasi
menjadikan sungai menjadi dangkal. Akibatnya saat akan melaut harus
melintasi muara sungai yang dangkal.
Sehingga, para nelayan harus mendorong perahu mereka hingga ke
perairan yang tidak agak dalam. Biasanya nelayan harus menambatkan
perahu di bibir pantai jika tidak bisa melalui muara yang dangkal.
Terlebih, musim timuran yang biasanya datang pada Maret hingga Agustus
menjadi masa yang dinanti nelayan karena hasil tangkapan ikan melimpah.
“Semoga saja, pada 2018 proyek pemecah gelombang itu sadah rampung.
Supaya mulai Maret 2018 nanti nelayan bisa menghadapi musim timuran
dengan senang dan mendapatkan hasil berlimpah,” jelas Darmin kemarin.Dirinya berharap proyek itu rampung tepat waktu. Namun was-was karena bangunan yang dibangun sepanjang 2x126 meter itu kini belum menyelesaikan separuh pekerjaan. Padahal sudah dibangun sejak akhir September lalu. Sehingga ditakutkan belum selesai sesuai waktu yang ditentukan.
Pekerjaan yang seharusnya selesai 10 Desember 2017 mendatang kini masih pada tahap pembuatan base beton atau gorong-gorong. Apalagi ini sudah mulai musim hujan dikhawatirkan banjir dan mengganggu proyek dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 2,5 miliar berasal dari Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengatasi masalah pendangkalan di muara Sungai Puncel.
Sumber Berita : https://www.jawapos.com/radarkudus/read/2017/11/27/29702/sedimentasi-makin-parah-dibangun-sabuk-pantai-pemecah-gelombang