PATI-MARGOREJO- Satu bukti bahwa tempat pembuangan akhir
(TPA) sampah di Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati dikenal
se-Indonesia yaitu dengan banyaknya menerima kunjungan untuk studi
banding dari daerah lain. Seperti, Selasa (12/12) lalu, dalam waktu
sehari mendapat tiga kunjungan dari daerah berbeda di Indonesia.
Satu
di antaranya dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup RI khusus
terkait dengan pemberian hibah untuk inovasi penyaluran gas metana
kepada masyarakat dari TPA yang bersangkutan. Adapun lainnya dari Pemkab
Purbalingga dan Kabupaten Sukamara, Provinsi Kalimantan Tengah
(Kalteng).
Berikutnya, Kamis (14/12) besok (hari ini-Red), kata
penanggung jawab TPA tersebut dari Bidang Kebersihan dan Pertamanan
Sukiman, kunjungan ke TPA Sukoharjo dilakukan oleh rombongan dari
Kabupaten Pemalang.
Dipilihnya TPA tersebut sebagai kegiatan studi
banding karena selama ini sejumlah inovasi sudah dilakukan. Bahkan kali
terakhir muncul kepedulian dari komunitas yang menamakan diri Persatuan
Purna Bakti Pramuka Seluruh Indonesia (PPBPSI).
Mereka adalah
para mantan anggota Pramuka yang mempunyai kepedulian terhadap TPA
dengan melakukan serangkaian kegiatan penghijauan dan juga menggagas
upaya kawasan TPA yang ramah anak.Hal itu menunjukkan bahwa kawasan
lingkungan TPA itu ke depan harus dipersiapkan dengan menambah fasilitas
khusus anak-anak, sehingga TPA bisa menjadi semacam laboratorium
lingkungan hidup dan tempat pembelajaran bagi mereka.
‘’Kini
tengah dilakukan penanaman pohon yang mulai sulit ditemukan di Pati,
seperti gandaria, nagasari, kepel, dan beberapa tanaman langka
lainnya,’’ ujarnya.
Harus Dimaksimalkan
Dalam
kesempatan sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara,
Kalimantan Tengah (Kalteng) Rendy Lesmana mengatakan, kunjungannya ke
Pati karena dalam pengelolaan TPA di daerahnya masih harus
dimaksimalkan. Sebagai kabupaten baru yang terdiri atas lima wilayah
kecamatan dengan jumlah penduduk 70.000 jiwa, sampah buangannya per hari
rata-rata mencapai 40 ton.
Untuk fasilitas TPA yang tersedia
sudah sama dengan yang di Pati, yaitu menggunakan model ‘’Sanitary
Landfill’’ bantuan dari pusat. Adapun sistem pengelolaannya mulai Tahun
Anggaran 2018 akan diserahkan ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang sudah
ditetapkan berdasarkan peraturan bupati (perbup), sehingga harus
dilakukan persiapan secara maksimal.
Salah satu hal yang menarik
minat rombongannya yaitu upaya untuk berinovasi. Satu di antaranya
menarik minat warga untuk berkunjung ke sana agar kesan TPA itu sebagai
tempat yang kotor, kumuh, dan berbau tak sedap benar-benar tidak
terbukti.
Inovasi lainnya, yaitu pemanfaatan gas metana yang
berasal dari dalam timbunan sampah ternyata bisa menjadi bahan bakar
untuk keperluan memasak. Selebihnya juga bisa untuk bahan bakar
generator yang menghasilkan listrik, maka khusus hal itu pihaknya lebih
fokus, dan mendapat masukan dari petugas TPA setempat cukup mendetail.
Sumber Berita : http://www.suaramerdeka.com/smcetak/detail/21450/TPA-Sukoharjo-Terima-Kunjungan-dari-Berbagai-Daerah