Komandan Pos TNI AL Rembang Lettu Laut Hartono menjelaskan kecelakaan
laut terakhir terjadi di perairan Kalimanta Tengah. KM Wayhu Mina
Sumber Barokah yang berasal dari Rembang bertabrakan dengan kapal
tongkang pengangkut batu bara.
Beruntung semua ABK yang jumlahnya sekitar 17 orang berhasil
diselamatkan oleh tugboat penarik tongkang dan nelayan sekitar.
Kecelakaan tersebut terjadi pada 16 Februari 2018 sekitar pukul 24.00.
Sehari usai mendapatkan laporan itu, pihaknya langsung menuju Kalimantan Tengah untuk berkoordinasi dengan otoritas setempat. Hartono mengungkapkan dalam pertemuan antara kedua pemilik kapal, disepakati perusahaan pemilik tongkang membayar ganti rugi ke pemilik KM Wahyu Mina Sumber Barokah.
Kedua belah pihak menyadari kalau kecelakaan tersebut memang karena faktor cuaca. Sebab, ketika kejadian posisi tongkang berada sesuai jalurnya. ”Awalnya dari pemilik kapal meminta ganti rugi Rp 300 juta. Namun, disetujui Rp 250 juta dan dibayar dua kali,” jelasnya.
Dalam 14 bulan terakhir sejak Januari 2017, terdapat 15 kecelakaan laut. Sebanyak 15 diantaranya terjadi pada 2017. Sedangkan sisanya terjadi pada Februari 2018. Dari 15 kejadian, 10 diantaranya kecelakaan murni.
Lima sisanya merupakan ABK kapal cantrang yang meninggal dunia di kapal karena sakit. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan kecelakaan laut pada 2016 yang hanya sekitar 10 kejadian.
Rata-rata, penyebab utama kecelakaan tersebut karena faktor cuaca. Pihaknya sebenarnya intensif memberikan informasi ke nelayan ketika ada peringatan dari BMKG. Namun, pihaknya juga tak bisa melarang kalau nelayan tetap melaut meski cuaca buruk karena alasan perut.
”Faktor perangkat keselamatan juga berpengaruh. Dari 10 kecelakaan murni itu, hanya satu yang meninggal dunia. Itu karena dia tidak pakai pelampung,” imbuhnya.
Sumber Berita : https://www.jawapos.com/radarkudus/read/2018/03/01/53600/komandan-pos-tni-al-setahun-terjadi-15-kecelakaan-laut
Sehari usai mendapatkan laporan itu, pihaknya langsung menuju Kalimantan Tengah untuk berkoordinasi dengan otoritas setempat. Hartono mengungkapkan dalam pertemuan antara kedua pemilik kapal, disepakati perusahaan pemilik tongkang membayar ganti rugi ke pemilik KM Wahyu Mina Sumber Barokah.
Kedua belah pihak menyadari kalau kecelakaan tersebut memang karena faktor cuaca. Sebab, ketika kejadian posisi tongkang berada sesuai jalurnya. ”Awalnya dari pemilik kapal meminta ganti rugi Rp 300 juta. Namun, disetujui Rp 250 juta dan dibayar dua kali,” jelasnya.
Dalam 14 bulan terakhir sejak Januari 2017, terdapat 15 kecelakaan laut. Sebanyak 15 diantaranya terjadi pada 2017. Sedangkan sisanya terjadi pada Februari 2018. Dari 15 kejadian, 10 diantaranya kecelakaan murni.
Lima sisanya merupakan ABK kapal cantrang yang meninggal dunia di kapal karena sakit. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan kecelakaan laut pada 2016 yang hanya sekitar 10 kejadian.
Rata-rata, penyebab utama kecelakaan tersebut karena faktor cuaca. Pihaknya sebenarnya intensif memberikan informasi ke nelayan ketika ada peringatan dari BMKG. Namun, pihaknya juga tak bisa melarang kalau nelayan tetap melaut meski cuaca buruk karena alasan perut.
”Faktor perangkat keselamatan juga berpengaruh. Dari 10 kecelakaan murni itu, hanya satu yang meninggal dunia. Itu karena dia tidak pakai pelampung,” imbuhnya.
Sumber Berita : https://www.jawapos.com/radarkudus/read/2018/03/01/53600/komandan-pos-tni-al-setahun-terjadi-15-kecelakaan-laut