BOYOLALI –Dikutip dari laman Balai
Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG)
dalam rilisnya disampaikan bahwa Gunung Merapi yang terletak di
Kabupaten Boyolali,Klaten, Magelang di wilaayh Provinsi Jawa Tengah dan
Kabupaten Sleman di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meletus freatik
pada Jumat (11/5) sekitar pukul 07.40 WIB. Letusan disertai suara
gemuruh dengan tekanan sedang hingga kuat dan tinggi kolom erupsi
mencapai 5.500 meter di atas puncak. Letusan melontarkan abu vulkanik,
pasir dan material piroklatik.
Erupsi yang berlangsung sekali ini
bersifat freatik atau didominasi uap air dan tidak diikuti erupsi
susulan. Sempat teramati peningkatan suhu kawah secara singkat pada
pukul 6:00 WIB. Sementara paska erupsi, kegempaan yang terekam tidak
mengalami perubahan dan suhu kawah mengalami penurunan.
Adanya kejdian tersebut, tim Badan
Penanggulanagn Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali langsung
meluncur ke Selo sebagai wilayah terdekat Boyolali ke Gunung
Merapi.Kepala BPBDKabupaten Boyolali, Bambang Sinungharjo mengatakan
bahwa letusan Gunung Merapi tersebut tidak berbahaya.
“Menurut keterangan BPPTKG, bukan
erupsi akan tetapi letusan freatik. Dua kemungkinan yakni karena
banyaknya air yang ada di kawah saat musim hujan kemarin, atau guguran
material yang ada di kawah yang mengakibatkan letupan asap,” jelasnya
saat ditemui di kantornya, Jumat (11/5) siang.
Dijelaskan olehnya, hal yang membuat
khawatir yakni adanya 160 orang pendaki yang berada di kawasan lokasi
letupan Gunung Merapi. Akan tetapi, pihaknya sudah bisa memastikan bahwa
40 orang pendaki yang sudah turun, dengan kondisi yang baik. Untuk
mengantisipasi hal tidak diinginkan, BPBD juga menurunkan empat ambulan,
Tim TRC BPBD, dan 10 orang relawan.
“Kejadian tersebut tidak berbahaya
untuk masyarakat, dan kami telah berkoordinasikan dengan camat Selo
beserta para kepala desa bahwa itu tidak berbahaya. Situasi sudah
kondusif dan masyarakat di desa terdekat aman terkendali,” ungkapnya.
Fenomena Gunung Merapi tersebut tidak
berdampak secara langsung khususnya di wilayah Kabupaten Boyolali yang
berdekatan dengan Gunung Merapi, yakni di Desa Klakah, Desa Tlogolele
dan Desa Jrakah di Kecamatan Selo; Desa Sangup dan Desa Cluntang di
Kecamatan Musuk serta Desa Wonodoyo di Kecamatan Cepogo.
Seperti yang dialami oleh salah satu
warga Kecamatan Cepogo, Slamet. Dirinya mengaku tidak takut karena
sesudah Gunung Merapi mengeluarkan uap, kondisi gunung kembali normal.
Meski sebelum kejadian dia sempat merasakan getaran dan mendengar suara
gemuruh dari Gunung Merapi.
“Tidak ada rasa takut karena sudah biasa, jadi aktifitas kita kembali normal,” ungkapnya.