PATI TAYU - Desa Pondowan, Kecamatan Tayu dirintis
sebagai desa sentra buah matoa di Kabupaten Pati. Meskipun bukan asli
dari Pati, tapi hampir setiap rumah di desa tersebut memiliki tanaman
buah matoa.
Hasilnya pun terbilang cukup menggembirakan. Saat musim panen, buah
matoa itu biasanya dikirim hingga ke Jakarta. Selain itu, juga dijual di
supermarket ternama dan para pengepul lokal. ''Hasilnya memang cukup
lumayan.
Kalau untuk total hasil panen memang belum bisa kami kalkulasi karena
memang tersebar di masing-masing warga, baik ditanam di pekarangan
maupun di kebun miliknya,'' terang Kepala Desa Pondowan, Endang Sawitri,
kemarin.
Ketertarikan warga untuk menjadikan desa tersebut sebagai desa matoa
lantaran harganya yang begitu tinggi. Untuk setiap kilogramnya bisa
mencapai Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu. Jumlah itu akan semakin tinggi
jika tidak musim panen.
Menurutnya, pengembangan sebagai sentra buah matoa sudah dilakukan
sejak 10 tahun lalu. Saat itu warga diajak untuk membudidayakan tanaman
matoa di masing-masing pekarangan rumah.
Bisa Dinikmati
''Hasilnya, sudah bisa kita lihat seperti sekarang ini. Di mana,
setiap pekarangan rumah ada tanaman matoa. Buahnya pun sudah bisa
dinikmati, karena pohonnya sudah pada besar," ungkapnya. Untuk
mempertegas sentra matoa, di desa tersebut sekarang ini telah dibuat
tugu replika buah matoa.
Tugu itu dipasang di jalan masuk desa tersebut. Diharapkan, dengan
adanya ikon tersebut Desa Pondowan memiliki produk khas yang bisa
menjadi jujugan warga luar desa.
''Namun yang jelas dengan adanya pengembangan sentra matoa ini bisa
menjadi salah satu upaya untuk peningkatan perekonomian warga. Karena
selain banyak diminati harganya juga tinggi,'' tambahnya.
Sumber Berita : https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/86172/pondowan-dirintis-jadi-sentra-matoa