Menteri ESDM, Ignasius Jonan, mengatakan pengembangan mobil listrik bisa menjadi solusi menekan impor bahan bakar minyak (BBM) yang jumlahnya cukup besar.
"Produksi BBM kita hanya 800.000 barel per hari. Sementara konsumsinya 1,5 juta barel per hari. Di 2030, konsumsi BBM bisa meningkat jadi 3 juta barel per hari," tutur Jonan di Bandara Dubai, Jumat (39/6/2018).
Bahan bakar listrik untuk kendaraan elektrik ini melimpah di dalam negeri.
"Mobil fosil tetap ada, demikian juga hybrid. Tapi diharapkan mobil listrik lebih besar. Karena bahan bakar listriknya dari domestik. Sehingga memperlambat pertumbuhan impor BBM," lugas Jonan.
Dalam mendorong perkembangan mobil listrik di tanah air, Jonan mengatakan Kementerian ESDM sudah berkoordinasi dengab sejumlah kementerian, seperti Kementerian Keuangan terkait insentif fiskal untuk pengembangan mobil listrik, dan Kementerian Perindustrian yang menaungi industri otomotif.
Menurut Jonan, dorongan mobil listrik tidak akan mengancam industri turunan otomotif yang sudah ada sekarang. Karena perkembangan mobil listrik akan berjalan bertahap dan panjang.
Ada juga kekhawatiran yang muncul, apakah dorongan pengembangan mobil listrik bakal mengancam industri kilang yang saat ini mulai dibangun? Jonan menjawab di negara mana pun yang sudah mengembangkan kendaraan listrik, industri kilangnya tetap berjalan karena konsumsi BBM tidak akan hilang 100%.
Sumber Berita : https://www.cnbcindonesia.com/news/20180630094136-4-21179/jonan-mobil-listrik-jadi-solusi-kurangi-impor-bbm