BLORA, - Bandar Udara (Bandara)
Ngloram akan dibangun terintegrasi dengan stasiun kereta api sebagai
salah satu keunggulan dan nilai tambah. Dengan rancangan ini akan
memudahan akses transportasi penumpang bandara.
Rancangan itu terungkap dalam presentasi pekerjaan studi penyusunan
rencana induk atau masterplan Bandara Ngloram di aula kantor Pemkab
Blora, kemarin.
Presentasi dilakukan konsultan teknik dan manajemen pembangunan
bandara serta tim dari Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas III
Trunojoyo-Sumenep. Presentasi di hadapan Bupati Djoko Nugroho itu
diikuti sejumlah pejabat dari instansi terkait, tim percepatan
reaktivasi Bandara Ngloram serta camat Cepu dan kepala desa Ngloram.
‘’Menurut rencana dalam pengembangan nanti terminal Bandara Ngloram
dibangun tak jauh dari stasiun kereta api Kapuan. Oleh karena itu lahan
yang dibutuhkan untuk pembangunan terminal tersebut sudah harus mulai
dipersiapkan oleh Pemkab,’’ ujar Pejabat Pembuat Komitmen Kementerian
Perhubungan, Candra Jaya.
Sesuai rencana awal, pembangunan dalam rangka pengaktifan kembali
Bandara Ngloram akan dimulai tahun ini. Diawali dengan pemagaran lahan
aset bandara, penyusunan masterplan dan perbaikan landasan pacu.
Pengembangan akan dilakukan tahun depan dengan pembangunan apron,
terminal dan perpanjangan landasan pacu serta sejumlah fasilitas
lainnya. ‘’Tahun depan akan ada anggaran sekitar Rp 75 miliar untuk
pembangunan terminal dan landasan pacu Bandara Ngloram,’’ kata Indra
Triyantono, Kepala Unit Penyelenggara Bandara Kelas III
Trunojoyo-Sumenep.
Akses Mudah
Bupati Djoko Nugroho menilai Bandara Ngloram memiliki keistimewaan
dibanding bandara lainnya di Indonesia. Yakni dekat dengan stasiun
kereta api. Dengan keistimewaan tersebut, Bandara Ngloram akan lebih
mudah diakses oleh masyarakat dari Blora atau dari luar daerah.
Menurut Bupati, Pemkab akan memberikan dukungan dengan pembangunan
jalan akses menuju Bandara. ‘’Kalau memungkinkan jalan akses masuk dan
keluar akan dibuat satu arah sehingga bisa lebih tertib,’’ katanya.
Bupati pun meminta konsultan teknik dan tim dari kementerian mulai
menyusun kebutuhan lahan pengembangan Bandara Ngloram. Data tersebut
akan menjadi pegangan bagi Pemkab untuk pembebasan lahan.
‘’Lahan-lahan mana yang diprioritaskan untuk dibebaskan terlebih
dahulu, itu yang harus difinalkan. Kita akan membahasnya lagi di
pertemuan berikutnya,’’ ujarnya.
Djati Walujastono, anggota tim percepatan reaktivasi Bandara Ngloram
menuturkan, saat ini sudah tersedia lahan di Bandara Ngloram sekitar
215.346 meter persegi. Lahan tersebut telah dihibahkan oleh Kementerian
Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada Kementerian Perhubungan.
Lahan yang tersedia itu di antaranya runway panjang 900 meter dan
lebar 30 meter, taxiway sekitar panjang 150 meter dan lebar 23 meter,
apron dan bekas tanah bangunan terminal panjang 75 meter dan lebar 50
meter. Sedangkan tanah perpanjangan runway masih tersedia panjang 1.650
meter dan lebar 110 meter.
Sumber Berita : https://www.suaramerdeka.com/news/baca/101000/bandara-ngloram-akan-dibangun-terintegrasi-dengan-stasiun-ka