”Ini sudah awal masuk bagi peserta didik, baik SD maupun SMP. Persoalan terkait penerimaan siswa baru harus sudah terselesaikan,” ungkapnya.
Dia juga meminta, bagi para kepala sekolah bisa bermusyawarah dengan baik. Selain itu, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) juga mulai aktif. Sehingga, jangan sampai persoalan zonasi itu masih mewarnai proses mendidik itu.
Dia juga menyampaikan, bagi sekolah yang kuota siswanya tidak tercapai, bukan berarti sekolah tersebut tidak laku. Itu merupakan risiko dari adanya sistem zonasi. Yang terpenting, dalam proses KBM bisa dilaksanakan dengan maksimal dan mampu mencetak murid yang berprestasi.
”Meski hanya belajar di sekolah yang biasa-biasa aja, namun jika ada kemauan yang kuat untuk maju, pasti ada peningkatan yang baik” imbuhnya.
Lebih dari itu, dia juga meminta agar bagi para kepala sekolah, apabila ada persoalan terkait sistem zonasi ini untuk segera diselesaikan.
”Apabila terkait ini masih ada masalah, segera selesaikan. Jangan sampai ada masalah lain di kemudian hari,” tegasnya.
Sebelumnya, penerapan sistem zonasi dalam PPDB itu memang masih menjadi polemik di lingkunan sekolah. Mengingat, sampai pada penutupan pendaftaran, ternyata masih banyak sekolah yang kuota siswanya tidak terpeuhi.
Bahkan, pihak dinas Pendidikan dan kebudayaan (Disdikbud) Pati juga sudah memperpanjang satu hari waktu pendaftaran. Hanya, upaya itu juga tidak berlangsung maksimal, lantaran pendaftaran harus dilakukan secara offline.
Sumber Berita : http://www.murianews.com/2018/07/16/145528/bupati-pati-awal-masuk-sekolah-polemik-zonasi-harus-sudah-selesai.html