BLORA-Dalang Ki Mulyono, SP mensosialisasikan hasil-hasil pembangunan
Kabupaten Blora, Jawa Tengah melalui pagelaran wayang kulit di desa
Sidomulyo, Kecamatan Banjarejo, Sabtu, (30/6). Pertunjukan wayang kulit
menampilkan lakon Kikis Tunggarana dan hiburan pelawak lokal (Jolang)
serta sejumlah waranggana dengan iringan grup karawitan Among Raos.“Pembangunan
yang dilaksanakan di kabupaten Blora telah dirasakan oleh warga
masyarakat. Infrastruktur jalan, jembatan dan gedung layanan masyarakat
dapat dinikmati. Oleh karenanya perlu disosialisasikan agar bisa
diketahui. Yang belum, tentu saja secara bertahap akan dilakukan. Yang
penting jaga persatuan dan kerukunan antar warga,” ucap Dalang Mulyono.
Acara diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blora dengan anggaran APBD aspirasi DPRD Blora.
Pertunjukan diawali pentas pakeliran padat oleh dalang muda Blora, Mayricho Kukuh.
Kemudian
sambutan Kepala Desa Sidomulyo, Rosidi, dilanjutkan penyerahan tokoh
wayang Gatotkaca oleh Kepala Dinkominfo Blora Drs. Sugiyono, M.Si kepada
dalang Ki Mulyono, SP.
“Kami mengucapkan tertimakasih kepada
Dinkominfo yang telah memberi kepercayaan di wilayah desa Sidomulyo dan
Kecamatan Banjarejo pada umumnya, yaitu menyampaikan sosialisasi
hasil-hasil pembangunan Kabupaten Blora melalui pagelaran wayang kulit,”
kata Rosidi, Kades Sidomulyo.
Pada adegan limbukan, Kepala
Dinkominfo Kabupaten Blora Drs. Sugiyono, M.Si tampil di panggung
didampingi Camat Banjarejo Margono,SH dan Kades Sidomulyo Rosidi bersama
pelawak lokal Blora, Jolang.
Suasana tampak menghibur warga
masyarakat dengan ditampilkannya sejumlah gending oleh sejumlah
waranggana (pesinden) dengan iringan grup karawtan Among Raos disertai
joget tayub ala kadar oleh sejumlah warga di atas panggung.
Di
panggung pagelaran, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Blora, Drs. Sugiyono,MSi kembali menandaskan bahwa selain untuk memberi
hiburan kepada warga masyarakat, pagelaran wayang kulit yang dihelat di
halaman depan kantor Desa Sidomulyo, Kecamatan Banjarejo merupakan
media sosialisasi hasil-hasil pembangunan Kabupaten Blora tahun 2017 di
wilayah setempat.
“Dengan menggandeng dalang lokal Blora, kami
dari Dinkominfo Blora mempunyai tugas menyampaikan informasi kepada
masyarakat,” jelasnya.
Penyampaian informasi, kata Sugiyono,
ada dua media. Yang pertama melalui sosial media, seperti internet,
instagram, website dan facebook.
Dan, yang kedua Dinkominfo Blora
mempunyai kelompok lain untuk menyampaikan informasi, yaitu Forum
Komunikasi Media Tradisional.
"Kami harapkan tidak hanya sebagai
tontonan, tetapi juga sebagai tuntunan, serta diapresiasi masyarakat
khususnya terkait capaian dan rencana pembangunan," kata Sugiyono, yang
pernah menjabat sebagai Camat Banjarejo.
Dikatakan lebih lanjut, melalui pergelaran wayang kulit, diharapkan terjalin silaturahmi antara pemerintah dan masyarakat.
Sekadar
diketahui, Dalang Ki Mulyono adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
bertugas di wilayah Kecamatan Tunjungan. Bakat mendalang wayang kulit
digeluti ketika masih muda hingga sekarang.
Ia menjelaskan lakon
Kikis Tunggorono menceritakan kisah perebutan wilayah Tunggorono yang
diakibatkan karena kesalahpahaman yang terjadi sejak jaman Prabu Pandu
Dewanata. Wilayah Tunggorono yang sebenarnya berada di area Kerajaan
Pringgondani menjadi rebutan antara Boma Narakasura dengan Gatotkaca.
Kemudian
diadakan persidangan besar antara Boma dan Gatotkaca, keduanya harus
bertempur demi mendapatkan daerah tersebut dengan syarat tidak
seorangpun boleh membantu pertempuran tersebut, baik bantuan dari
keluarga, abdi dalem, atau siapapun. Harus murni pertempuran Boma dan
Gatotkaca.
Namun dalam peperangan itu dari pihak boma, Prabu
Karentagnyana tidak tega melihat Boma terdesak kemudian memberikan
bantuan turut menghajar Gatotkaca. Pihak Pandawa yang melihat kejadian
ini pun turut membantu Gatotkaca. Perang menjadi sangat riuh karena
semua membantu pihak masing-masing.
Sumber Berita : http://www.blorakab.go.id/index.php/public/berita/detail/599/dalang-blora-sosialisasi-hasil-hasil-pembangunan-melalui-pagelaran-wayang-kulit