PATI - Kondisi infrastruktur di wilayah perbatasan
Pati-Blora masih memprihatinkan. Hal itu seperti tampak pada jalan di
Dukuh Morotopo, Kecamatan Pucakwangi, Pati. Dua akses jalan menuju
lokasi terdekat untuk beraktivitas warga setempat belum beraspal dan
sulit dilalui.
Akses jalan tersebut, yakni menuju Desa Pekalongan, Kecamatan Winong,
Pati dan Desa Karanganyar, Kecamatan Todanan, Blora. Kedua ruas jalan
yang melewati hutan itu berjarak 3,5 kilometer.
“Winong dan Todanan lebih dekat dari Morotopo dibanding ke Pucakwangi.
Anak-anak sini sekolahnya di Todanan dan Winong karena pertimbangan
jarak,” ujar tokoh masyarakat Morotopo Gus Irfan, kemarin.
Dia mengungkapkan, sekolah untuk jenjang SD paling dekat dengan Morotopo
yakni SD Karanganyar, Kecamatan Todanan. Adapun SMP/MTs dan
SMA/MA/se-derajat yang terdekat dari Morotopo berada di Kecamatan
Winong. Di Kecamatan Pucakwangi, lembaga pendidikan mulai jenjang dasar
hingga menengah tersedia.
Hanya, dari Morotopo menuju ke sana relatif lebih jauh sehingga tidak
menjadi pilihan warga setempat. “Kalau ke pusat Desa Pakishaji jaraknya
lebih jauh. Apalagi ke pusat Kecamatan Pucakwangi, lebih jauh lagi
karena mencapai 15 kilometer,” jelasnya.
Tidak Layak
Gus Irfan mengemukakan, kondisi jalan menuju Todanan dan Winong dalam
kondisi tidak layak. Selain relatif sempit, jalan juga belum beraspal
sehingga hanya dapat dilewati dengan berjalan kaki dan bersepeda motor.
“Kalau hujan ya motor kesulitan lewat.
Anak-anak yang pergi sekolah terpaksa jalan kaki karena jalannya
berlumpur sebab tergenang air,” paparnya. Kondisi tersebut, lanjut
pimpinan Yayasan Padepokan Condro Mowo IV Ki Ageng Pangeran Benowo yang
menaungi pesantren yang mayoritas santrinya orang dengan gangguan jiwa
(ODGJ) ini, telah disampaikan ke pihak terkait.
Hanya, sejauh ini belum ada tandatanda untuk dibangun. Bahkan, Gus Irfan
mengaku pernah mengajukan bantuan ke pemerintah pusat melalui koleganya
di Jakarta. Namun, akses bantuan pembangunan infrastruktur terkendala
rekomendasi dari Pemkab Pati.
Morotopo merupakan perdukuhan dari Desa Wateshaji yang wilayahnya berada
di tengah hutan di bawah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cabean pada
Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lunggoh di bawah naungan
Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pati. Dukuh tersebut berpenduduk lebih
dari 200 orang.
Sumber Berita : https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/101994/jalan-wilayah-perbatasan-memprihatinkan