Surakarta – Ruas tol Kartasura – Sragen sepanjang
35,2 km, minggu pagi (15/7) diresmikan Presiden RI Ir H Joko Widodo,
didampingi Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, Menteri BUMN RI
Rini Soemarno dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI
Basuki Hadi Muljono.
Dalam laporannya, Menteri PUPR Basuki menyampaikan ruas tol Kartasura
Sragen mulai dibangun pada 2007, diawali dengan pembebasan lahan. Namun
pembangunan secara masif dimulai pada 2015, setelah adanya perubahan
pemegang saham dari PT Thiess Contractor Indonesia kepada PT Jasa Marga
berkolaborasi dengan PT Waskita Toll Road.
“Total investasi tol (Kartasura-Sragen) sebesar Rp 13,8 triliun, yang
Rp 2,5 triliun merupakan bantuan pemerintah,” tutur Basuki.
Sisanya, kata dia, didanai dengan skema 30 persen dari ekuitas
perusahaan dan 70 persen dari pinjaman sindikasi perbankan, yaitu BNI,
BRI, Mandiri, Bank Ekspor Impor Indonesia, PT SMI, Bank Jateng dan Bank
DIY.
Untuk tarif tol, tambahnya, sudah mengikuti regulasi rasionalisasi
tarif tol. Rasionalisasi yang dilakukan adalah membagi kendaraan yang
semula lima golongan, menjadi hanya tiga golongan. Tarif yang dikenakan
sebesar Rp 1.000/ km.
“Yang istimewa dari tol ini, di sebelah belakang (gerbang tol Ngemplak), yang ada crane-nya adalah jalur kereta api menuju bandara (Adi Soemarmo) yang sudah mulai dikerjakan saat ini,” ungkapnya.
Setelah pembangunan tol selesai, Basuki berharap bupati/ wali kota
dapat memanfaatkan kawasan rest area tol untuk pengembangan UMKM.
Apalagi, di ruas tol Kartasura – Sragen terdapat delapan rest area.
“Kami berharap pada bupati/ wali kota untuk dapat memanfaatkan
kawasan jalan tol untuk UMKM. Nanti kita dorong dengan menyediakan lahan
rest area-nya bersama,” terang lulusan UGM itu.
Presiden RI Ir H Joko Widodo memberi penegasan, tidak boleh ada
masyarakat yang merasa ditinggal gara-gara pembangunan tol. Untuk itu,
dia meminta agar rest area diisi dengan penjualan produk-produk lokal dan melarang adanya brand asing.
“Jangan sampai titik-titik yang ada kegiatan ekonomi justru diisi merek-merek, brand-brand
asing. Harus mulai diganti. Sate, soto, tahu guling, gudeg. Saya
perintah ke Menteri BUMN, dan PU untuk diubah kerja sama dengan
kabupaten/ kota dan provinsi sehingga yang namanya batik, telor asin
bisa dijual di rest area,” urai mantan Wali Kota Surakarta itu.
Apabila permintaannya tersebut belum terealisasi, Presiden Jokowi
akan memerintahkan dengan cara tertulis melalui Inpres. Sebab, persoalan
itu dipandang penting untuk kesejahteraan rakyat.
“Kalau perintah belum dilaksanakan, ya pasti dengan tertulis, Inpres. Kalau sudah, ndak perlu. Ini bukan urusan income atau bukan, tapi keberpihakan pada brand lokal karena di sanalah kegiatan ekonomi bisa tumbuh dengan cepat,” tegas dia.
Pembangunan infrastruktur, imbuh Jokowi, memang tidak bisa dielakkan
agar tidak tertinggal dengan negara-negara tetangga dan dalam rangka
meningkatkan daya saing bangsa. Presiden tidak ingin Indonesia semakin
tertinggal gara-gara pemerintah kurang responsif dalam membangun
sektor-sektor yang fundamental.
“Baru saja dengan Vietnam kalah. Saya tidak mau ditinggal lagi oleh
Laos, Kamboja karena ketidakcepatan kita dalam membangun hal-hal yang
fundamental. Harapan kita setelah investasi infrastruktur, kita akan
menginjak ke tahapan besar berikutnya, SDM,” tutupnya.
Sebagai informasi, ruas tol Kartasura – Sragen dibangun dengan
struktur perkerasan beton, 2 X 2 lajur dengan lebar lajur 3,6 meter.
Jalan tol ini mempunyai delapan simpang susun dan delapan rest area.
Tol Kartasura – Sragen sudah dapat dioperasionalkan setelah melalui
proses Uji Laik Fungsi pada Maret dan April 2018. Sertifikat Laik
Operasi dari Dirjen Bina Marga diterbitkan pada 28 Mei 2018. Sedangkan
Kepmen PU PR No 387/KPTS/M/2018 tentang penetapan pengoperasian serta
Kepmen PUPR No 388/KPTS/M/2018 tentang Penetapan Tarif telah diterbitkan
8 Juni 2018.
Sumber Berita : https://jatengprov.go.id/publik/jokowi-larang-brand-asing-di-rest-area-tol/