JEPARA- Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan sepak bola
di Jepara mengalami penurunan secara tajam. Persijap Jepara sebagai
barometer sepak bola Jepara bahkan mengalami penurunan kasta dalam
keikutsertaannya di kompetisi sepak bola nasional. Situasi ini
mendapatkan perhatian dalam Rembug Sepak Bola Jepara yang digelar di
Pendapa Kabupaten Jepara, Jum’at (13/7).
Kegiatan ini digagas oleh Askab PSSI Kabupaten Jepara dengan
mengikutkan semua komponen sepak bola yang ada di Jepara. Sejumlah pihak
diundang dalam kesempatan ini, meski pada akhirnya hanya beberapa saja
yang datang. Ketua Askab PSSI Jepara, Samsul Anwar menyatakan pihaknya
menyadari betapa pada saat ini tengah terjadi sebuah apatisme masyarakat
terhadap sepak bola daerahnya sendiri. Hal ini terbukti dengan tidak
hadirnya banyak pihak yang sebenarnya berkompeten dalam pembinaan sepak
bola di Jepara.
Meski demikian, Samsul menyatakan tetap akan terus berusaha untuk
kembali membawa kegairahan. Rembug Sepak Bola Jepara menurutnya salah
satu iktiar yang dilakukan pihaknya sebagai wujud tanggung jawab
membesarkan sepak bola di Jepara. Melalui forum ini pihaknya berharap
bisa mempertemukan semua kepentingan yang ada dalam dunia sepak bola
Jepara. Sehingga bisa sama-sama diarahkan untuk bisa kembali mencapai
kejayaan seperti 10 tahun lalu.
“Tidak apa-apa meski situasi saat ini seperti ini. Kami yakin dengan
upaya dan tindakan yang dilakukan akan bisa dirubah keadaan yang kurang
bagus ini. Kami akan terus melakukan langkah-langkah untuk memperbaiki
situasi persepakbolaan yang ada di Jepara ini,” ujar Samsul Anwar, Jumat
(13/7).
Dalam acara ini, sejumlah tokoh sepak bola hadir memberikan sumbang
saranya. Di antaranya adalah Edi Sujatmiko, Sutedjo SS, Suko Santoso dan
GM Persijap Ahmad Rifa’i. Secara lugas, Ahmad Rifa’I menyatakan saat
ini Persijap Jepara seperti hidup di lingkungan yang asing. Pihaknya
merasa tidak ada dukungan yang memadai bisa didapatkan dari Pemkab
Jepara dan masyarakat. Pihaknya menyebut, keberadaan Persijap saat ini
bahkan sudah dalam posisi yang genting. Kesulitan financial menjadi
kendala utama bahkan hanya untuk sekedar mengikuti kompetisi saja.
“Saya katakan di sini, terserah saja apakah Persijap ini masih
menjadi bagian Jepara atau tidak. Kenyataannya memang membuat kami
kesulitan. Untuk mengurus ijin keamanan saja kami kesulitan. Mencari
sponsor juga sangat berat bagi kami jika tidak ada dukungan dari
tokoh-tokoh kuat di Jepara. Itu situasi yang terjadi saat ini,” ujar
Ahmad Rifa’i.
Sementara itu Edi Sujatmiko, eks Manajer Tim Persijap Jepara
menyatakan support Pemkab Jepara dalam hal ini sebenarnya masih ada
untuk Persijap khususnya. Fasilitas-fasilitas yang bisa dimanfaatkan
Persijap selama ini masih tetap dipersilahkan di manfaatkan. Disisi
lain, pihaknya menyarankan agar ada komunikasi lebih bagus lagi yang
bisa dibangun untuk kepentingan menggalang dukungan dari sisi apa pun.
Dalam kesempatan lain, Ketua Umum PSSI Jepara Samsul Anwar
menyatakan perlunya sebuah figur kuat di Jepara untuk bisa menjadi tokoh
terdepan untuk memajukan sepak bola di Jepara khususnya Persijap.
Selama ini tidak ada tokoh besar di Jepara yang menunjukan diri secara
intens kepada masyarakat bahwa dirinya mencintai dan mendukung penuh
keberadaan Persijap. Hal ini berimbas pada sikap apatis masyarakat,
karena tidak ada figur yang menggerakan mereka untuk mendukung penuh
keberadaan Persijap.
“Saya pikir kita perlu figure kuat untuk menggerakan dukungan kepada
sepak bola Jepara khususnya Persijap. Sehingga masyarakat akan bisa
diajak bergerak bersama memberikan sumbangsihnya. Kami akan kembali
mengadakan diskusi serupa dengan keinginan semua pihak dan pemangku
kebijakan bisa hadir dan memberikan pendapat,” ujarnya.
Pada acara kemarin, Bupati Jepara Ahmad Marzuki sebelumnya melakukan
pengukuhan Tim Persijap Jr yang akan berlaga di Piala Soeratin 2018.
Sebanyak 25 pemain hasil pembinaan sepak bola Jepara terpilih untuk
mewakili Persijap di kompetisi junior ini.
Sumber Berita : http://www.wawasan.co/home/detail/5111/Butuh-Figur-Kuat-untuk-Gairahkan-Sepak-Bola-Jepara