Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode September 2017-Maret 2018, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebesar 128,2 ribu orang, sedangkan di daerah perdesaan turun sebesar 505 ribu orang.
Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 7,26% menjadi 7,02%. Sementara itu, di perdesaan turun dari 13,47% menjadi 13,20%.
Sebagai catatan, sejak memasuki era reformasi, baru pertama kali ini tingkat kemiskinan Indonesia berhasil membukukan angka di bawah 2 digit. Sebelumnya, tingkat kemiskinan selalu ada di atas 10%, dengan tingkat tertinggi berada di angka 23,4% di tahun 1999, selepas krisis 1997-1998.
Secara umum, sejak 2002, tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan, baik dari sisi jumlah maupun persentase, kecuali pada tahun 2006, September 2013, dan Maret 2015. Kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode tersebut dipicu oleh kenaikan harga barang kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga bahan bakar minyak.
Bagaimana di era pemerintahan Jokowi-JK? Tingkat kemiskinan sempat naik menjadi 11,22% pada bulan Maret 2015, di era awal kepemimpinannya, didorong oleh kenaikan harga premium sebesar Rp2.000/liter dan harga solar sebesar Rp2.000/liter. Namun, setelah periode tersebut, tingkat kemiskinan menurun secara berkelanjutan, hingga menyentuh angka sebesar 9,82% pada periode Maret 2018.
Sumber Berita : https://www.cnbcindonesia.com/news/20180716122541-4-23730/untuk-kali-pertama-jokowi-bawa-kemiskinan-di-ri-single-digit