Grobogan – Pemkab Grobogan saat ini mulai memberikan
perhatian serius terhadap masalah stunting. Hal ini dilakukan seiring
adanya kasus stunting yang ditemukan di sejumlah kecamatan.
“Saat ini sudah ada kasus stunting di 10 desa yang ada di 5
kecamatan. Totalnya, ada 28 anak yang mengalami stunting. Oleh sebab
itu, masalah stunting harus segera ditangani,” kata Sekda Grobogan Moh
Sumarsono.
Ia menjelaskan, kasus stunting ada di Desa Putatsari dan Karangharjo
di Kecamatan Grobogan. Kemudian, Desa Termas (Karangrayung), Desa
Sindurejo (Toroh), Desa Sidorejo (Pulokulon).
Kasus
stunting paling banyak terdapat di Kecamatan Geyer yang meliputi lima
desa. Yakni, Desa Rambat, Juworo, Geyer, Ledokdawan, dan Karanganyar.
“Stunting adalah gangguan pertumbuhan pada anak, karena tidak
tercukupinya asupan gizi. Yakni, fisik anak terlihat lebih pendek
dibandingkan teman-teman seusianya,” katanya.
Sumarsono menyatakan, untuk menekan bertambahnya stunting, salah
satunya adalah memberikan penyuluhan pada masyarakat. Yakni,
menyampaikan apa itu stunting dan upaya pencegahan yang bisa dilakukan
sejak dini.
Salah satu media yang digunakan untuk sosialisasi adalah melalui pentas wayang kulit.
“Jadi, pentas wayang kulit ini tadi tidak sekedar hiburan saja.
Tetapi ditengah pentas ada dialog tentang stunting yang perlu
disampaikan pada masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Grobogan Lely Atasti
menyatakan, jika sudah mengalami stunting maka sulit sekali dikembalikan
pada kondisi semula. Untuk itu, masalah stunting harus segera ditangani
dengan cepat dan tepat.
Dijelaskan, gejala stunting sudah terjadi sejak anak masih dalam
kandungan. Kondisi ini disebabkan asupan makanan ibu selama hamil kurang
berkualitas sehingga nutrisi yang diterima janin sedikit.
Kondisi ini menjadikan pertumbuhan janin di dalam kandungan mulai terhambat dan terus berlanjut setelah kelahiran.
“Selain itu, stunting juga bisa terjadi akibat asupan gizi saat anak
masih di bawah usia 2 tahun tidak tercukupi. Bisa terjadi akibat tidak
diberikan ASI ekslusif atau makanan pendamping ASI kurang mengandung
gizi,” jelasnya.
Sumber Berita : http://www.murianews.com/2018/08/20/147373/28-anak-di-grobogan-terdeteksi-alami-stunting.html