Makkah (Kemenag) --- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menggelar
rapat evaluasi operasional haji tahun 2018. Evaluasi digelar di Kantor
Daker Makkah dan diikuti oleh Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji
(PPIH) Arab Saudi, para Kepala Daerah Kerja, serta sejumlah Kepala
Bidang layanan haji, mulai dari transportasi, katering, akomodasi, dan
perlindungan jemaah.
Tampak hadir juga, Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Muhajirin Yanis. Rapat diawali dengan laporan Ketua PPIH Arab Saudi
Ahmad Dumyathi Basori terkait progres pelaksanaan haji. Menurutnya,
sampai 24 September 2018, total sudah 191.093 jemaah haji yang sudah
kembali ke Tanah Air. Mereka terbagi dalam 475 kloter, 257 kloter
terbang dengan Garuda Indonesia dan 218 kloter terbang dengan Saudia
Airlines.
“Total ada 358 jemaah wafat, 59 masih dirawat,” ujar Dumyathi, Senin (24/09).
“Sampai hari ini, masih ada 36 kloter dengan 11.836 jemaah di Madinah,” sambungnya.
Terkait layanan transportasi, Dumyathi menjelaskan bahwa PPIH telah
mengoperasikan 370 bus shawalat selama gelaran haji. Adapun untuk
layanan Makkah – Arafah, 1.470 bus; Arafah – Muzdalifah 490 bus;
Muzdalifah – Mina 350 bus, dan Mina – Makkah sebanyak 1.470 bus.
Layanan transportasi lainnya adalah rute Madinah menuju Makkah untuk
gelombang pertama dan Makkah menuju Madinah untuk gelombang kedua. Total
lebih dari 4600 armada yang digunakan untuk layanan ini.
Jumlah yang tidak kalah banyak adalah layanan transportasi Makkah ke
Bandara Jeddah dan sebaliknya. Total lebih dari 4700 armada yang
digunakan. Adapun untuk layanan Madinah – Bandara (PP) mencapai 4.500
armada.
Terkait katering, total ada 14.274.042 boks yang didistribusikan
kepada jemaah selama di Makkah. Selain itu, 3.606.202 boks yang
dibagikan ke jemaah selama di Madinah. “Total ada 2.869.027 boks
katering yang diberikan kepada jemaah selama fase Armina. Adapun untuk
layanan katering di bandara, total mencapai 205.495 boks,” tuturnya.
Menag Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi kinerja PPIH Arab Saudi
pada musim haji 1439H/2018M. Menurutnya, secara umum penyelenggaraan
haji tahun ini berjalan dengan baik. “Itu telah diakui publik juga oleh
kalangan media massa. Bahkan Presiden Jokowi telah memberikan apresiasi
atas suksesnya haji tahun ini,” ujar Menag.
Kepada jajarannya, Menag mengingatkan sejumlah inovasi yang harus
dilakukan pada musim haji mendatang. Tahun 2019, setidaknya ada delapan
inovasi yang akan dilakukan, dan empat di antaranya relatif baru, yaitu:
a. Fast track untuk proses imigrasi jemaah. Inovasi ini akan
berimplikasi positif terhadap layanan jemaah karena tidak perlu antri
lama setibanya di Arab Saudi. “Sejak di Tanah Air, perlu dipersiapkan
dengan cermat, akurat dan teliti dan perhitungan yang sangat matang,”
pesan Menag.
b. Pemondokan Full Musim. Tahun ini, sejumlah hotel di Madinah sudah
disewa full musim. Menag minta, tahun depan seluruh pemondokan jemaah
di Madinah sudah full musim. Hal itu akan memudahkan proses penempatan
jemaah selama berada di Kota Nabi.
c. Pemberian nomor pada tenda Arafah dan Mina. Ini dimaksudkan agar
setiap kloter sudah mengetahui maktab dan tendanya. Dengan demikian,
jemaah tidak perlu berebut tenda sesampainya di Arafah dan Mina. “Kita
yang harus mengatur, bukan muassasah. Pada saat yang sama, kita bisa
mengontrol muassasah dalam menyediakan tenda,” harapnya.
d. Revitalisasi satgas. Ke depan, jumlah dan kulifikasi harus benar-benar dihitung agar sesuai kebutuhan lapangan.
“Catatan dalam evaluasi ini agar bisa dimatangkan sebagai bahan dalam melakukan evaluasi nasional,” tandasnya.
Sumber : https://kemenag.go.id/berita/read/508822/menag-gelar-evaluasi-haji-2018-di-wisma-haji-makkah