Semarang – Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Republik Indonesia menjadikan Provinsi Jawa Tengah sebagai
contoh kepada daerah lain di Indonesia dalam penerapan good governance.
Hal itu menyusul akan dibuatnya buku Best Practice tentang
tata kelola pemerintahan yang baik oleh BPKP, di mana Jawa Tengah
menjadi salah satu contoh panduan kepada daerah lain di Indonesia.
Konsultan BPKP, Alvin Soleh saat wawancara dengan Gubernur Jawa Tengah dalam Video Conference
di kantor Gubernur Jateng, Kamis (27/12) mengatakan, BPKP akan membuat
buku tentang praktik-praktik penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) dan peningkatan kapabilitas Aparat Pengawas Intern
Pemerintah (APIP).
“Buku ini nantinya ditujukan untuk meningkatkan SPIP dan APIP di
seluruh daerah di Indonesia menjadi level sempurna yakni level tiga.
Ditargetkan pada tahun depan, jumlah daerah yang mencapai level tiga
sebanyak 85 persen dari yang saat ini baru 20 persen,” terang Alvin.
Ditambahkan, untuk mewujudkan hal itu, BPKP perlu membuat buku
panduan yang dapat dipelajari oleh masing-masing daerah. Dalam membuat
buku itu, dibutuhkan kiat dan cerita-cerita dari daerah yang telah
sukses mengelola pemerintahan dengan baik.
“Ada 15 instansi baik Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah yang
kami nilai terbaik dan dapat menjadi panutan daerah lain, salah satunya
Jawa Tengah ini,” imbuhnya.
Nantinya, kata Alvin, buku tersebut akan diterbitkan sebanyak 650
eksemplar dalam bahasa Indonesia dan Inggris yang akan dibagikan kepada
Kementerian, Lembaga dan Kepala Daerah di seluruh Indonesia. Selain
buku, ada juga video rekaman masing-masing narasumber, termasuk Gubernur
Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
“Dengan buku dan video ini, harapannya semua daerah yang belum
mencapai level tiga dapat belajar dengan mudah langsung dari
pemimpin-pemimpin yang sukses menerapkan tata kelola pemerintahan yang
baik,” pungkasnya.
Dalam wawancara tersebut, Alvin menanyakan beberapa hal, terkait
rencana pembangunan Jawa Tengah, kiat-kiat mewujudkan pemerintahan yang
baik, apa saja kendala dan resiko yang terjadi hingga tips kepada Ganjar
Pranowo. Dalam kesempatan itu, Gubernur Ganjar didampingi Wakil
Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen dan Plt Kepala Inspektorat Jateng.
“Kami mengapresiasi langkah BPKP ini yang mencari best practice
untuk dijadikan contoh kepada daerah lain di Indonesia dan dijadikan
sebagai buku panduan. Dengan begitu, maka kita bisa baik bareng-bareng,
dan negara ini akan jadi baik karena semuanya berupaya untuk menjadi
baik,” kata Ganjar.
Menurutnya, keberhasilan Jateng menerapkan tata kelola pemerintahan
yang baik bukan perkara mudah. Ada proses panjang yang dilakukan,
tentunya dengan dukungan semua instansi terkait termasuk masyarakat.
“Saya dan Wagub ini hanya bertugas memberikan contoh, mengawasi, memberikan regulasi dan memberikan reward and punishment
saja agar apa yang direncanakan dapat berjalan sesuai rencana. Yang
menjalankan ya SKPD kami dengan pendampingan BPKP dan pengawasan
inspektorat serta masyarakat,” tegas mantan anggota DPR RI ini.
Dengan adanya buku panduan dari BPKP, Ganjar berharap apa yang diraih
Jateng dapat memberikan inspirasi kepada daerah lain. Alumnus UGM ini
mengatakan tidak pernah lelah untuk belajar kepada daerah-daerah lain
yang lebih dulu sukses menerapkan tata kelola pemerintahan yang baik.
“Awal saya jadi gubernur, saya belajar banyak dari Mbak Risma (Wali
Kota Surabaya). Saya belajar bagaimana tata kelola pemerintahan yang
baik, tata kelola keuangan, sistem dan sebagainya. Saya berharap
daerah-daerah lain juga melakukan itu, dengan bersama-sama belajar untuk
menjadikan Indonesia menjadi lebih baik,” pungkasnya.
Sumber : https://jatengprov.go.id/publik/jateng-jadi-contoh-penerapan-good-governance-nasional/