Semarang – Sebanyak 49 orang relawan dari Jawa
Tengah yang tergabung dalam Tim Jateng Peduli Tsunami, diberangkatkan
untuk membantu penanganan bencana di Banten dan Lampung. Pelepasan
dilakukan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, di Halaman
Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Jumat
(28/12).
Kepala Pelaksana Harian BPBD Jawa Tengah Sarwa Pramana menyampaikan
relawan yang diberangkatkan sebanyak 49 orang, dari BPBD Provinsi
Jateng, BPBD dari 12 kabupaten/kota, PMI, serta Komite Nasional Pemuda
Indonesia (KNPI). Mereka juga akan membawa bantuan logistik berupa
kebutuhan dasar konsumsi, makanan tambahan untuk anak, tikar/ matras,
obat-obatan, pakaian dan perlengkapan wanita, popok sekali pakai, dll,
senilai lebih dari Rp492 juta.
“Mereka akan bertugas sampai 31 Desember. Membawa bantuan logistik
dan membantu pendistribusian di Kabupaten Pandeglang Banten,” katanya.
Ditambahkan, Tim Relawan Jateng akan diperbantukan oleh Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BPNP) untuk menyisir area-area
terisolasi yang sampai sekarang belum tersentuh bantuan.
“Kita fokus pada daerah-daerah paling parah. Mudah-mudahan bantuan
dari Pemprov Jateng ini dapat meringankan beban para korban,” ujarnya.
Gubernur Ganjar Pranowo menjelaskan pengiriman bencana bukanlah
perlombaan yang harus saling mendahului atau siapa yang paling cepat.
Namun yang mesti diapresiasi adalah kepedulian dan saling tolong
menolong yang intens antarmasyarakat.
“Sebenarnya begini, setiap terjadi bencana seringkali diskusinya panjang mas. Mana yang menyalahkan soal early warning, mana yang menyalahkan kecepatan bantuan, mana yang malah bantu malah diolok ‘itu pencitraan’. Hentikan semuanya,” katanya.
Ditambahkan, tim penanggulangan bencana Jawa Tengah cukup aktif
menyikapi terjadinya bencana. Mereka tidak memerlukan instruksi untuk
turun tangan. Jadi respon-respon tersebut berangkat dari ketulusan hati,
yang menurut Ganjar sangat dibutuhkan.
“Kita bisa selalu mempersatukan, satu kita jg bisa mendorong kepada
mereka untuk membuka rasa kemanusiaan. Apalah artinya harta semuanya,
kalau kemudian di antara kita saling membenci, tidak peduli, dan hari
ini kita tunjukkan kepedulian itu. Ini sudah dilaksanakan dimana-mana,
dari yang kemarin di Lombok, Palu, di Sigi,” beber mantan anggota DPR RI
ini.
Terkait penanganan bencana, gubernur telah mengusulkan kepada
Presiden dan pemerintah pusat, ketika rehabilitasi dan rekonstruksinya
berat, ada pilihan yang bisa dilakukan, yakni konsep APBD gotong royong.
Setiap kabupaten/ kota atau provinsi yang memiliki kemampuan lebih
sesuai kondisi anggarannya, bisa menyumbang kepada wilayah terdampak.
“Itu bagian dari kegotongroyongan, dan itu boleh. Itulah yg membikin nanti saudara-saudara kita akan merasa mongkok (bahagia). Dia tidak menderita sendirian, yang lain pun ikut merasakan,” ujarnya.
Ganjar juga menyampaikan beberapa provinsi sudah memberikan itu tapi
langsung bentuknya berupa hibah. Hal tersebut yang oleh Ganjar disebut
embrio praktik APBD gotong royong. Soal APBD gotong royong tersebut,
sebelumnya juga pernah dilontarkan saat penanggulangan bencana di Palu
dan Sigi beberapa waktu lalu.
“Tinggal kita legalkan saja dengan pola-pola seperti itu. Sehingga
dengan daerah yang maaf, kaya, kemudian mereka punya kapasitas fiskal
untuk membantu, kan baik ini,” tandas alumnus UGM ini.
Sumber : https://jatengprov.go.id/publik/kirim-bantuan-tsunami-jateng-akan-sisir-area-terisolasi/