Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM), melalui Badan Geologi memiliki tugas dan fungsi terkait
kebencanaan, yakni melakukan penelitian dan pelayanan mitigasi di bidang
bencana geologi.
Kementerian ESDM juga telah merumuskan
strategi mitigasi bencana geologi melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor
15 Tahun 2011 tentang Pedoman Mitigasi Bencana Gunungapi, Gerakan Tanah,
Gempa Bumi, dan Tsunami.
Strategi pertama adalah melakukan
penelitian atau kajian terhadap aspek-aspek yang menjadi bencana
geologi, baik itu gunung api, gempa bumi, longsor dan tsunami.
Pemantauan gunungapi telah dilakukan pada 127 gunungapi aktif, dan 69 di
antaranya dipantau selama 24 jam dalam sehari. Salah satunya Gunung
Anak Krakatau.
"Semua kajian sudah selesai dan sudah
tersebar di berbagai daerah. Kita juga sudah mengembangkan monitoring,
khususnya terkait pemantauan gunung api. Dari 127 gunungapi aktif di
Indonesia, 69 gunungapi dipantau 24 jam sejak beberapa tahun yang lalu.
Termasuk Anak Gunung Krakatau yang di Selat Sunda. Anak Gunung Krakatau
mulai aktif pada tahun ini pada tanggal 29 Juni 2018," jelas Kepala
Badan Geologi, Kementerian ESDM Rudy Suhendar di Jakarta, Kamis (3/1).
Strategi yang kedua adalah melakukan
pemetaan yang diharapkan akan mengeluarkan Peta Kawasan Rawan Bencana
(KRB) Gunung Api, Gempa Bumi, Tsunami, dan Gerakan Tanah. "Itu semuanya
telah kita lakukan dan telah kita sampaikan ke Pemerintah Daerah atau
otoritas-otoritas yang menggunakannya," terangnya.
Salah satu peta KRB yang telah
dipublikasi adalah Peta KRB Tsunami, di mana pesisir Banten serta
Lampung sudah termasuk di dalamnya sejak tahun 2009.
"Pesisir Banten dan Lampung itu pada
tahun 2009 sudah publish Peta KRB Tsunami, bukan hal yang baru.
Berkaitan dengan tata ruang, sebenarnya kalau tata ruangnya kuat,
berbasis kebencanaan, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2004, itu tidak akan terjadi masalah sebenarnya. Itu masalah
implementasi," tandas Rudy.
Strategi yang ketiga adalah melakukan
sosialisasi. Rudy pun mengungkapkan bahwa sosialisasi yang dilakukan
Badan Geologi masih terdapat keterbatasan karena lingkup kerja yang
begitu luas. Rudy pun mengharap adanya sosialisasi terkait mitigasi
bencana dari Pemerintah Daerah. Badan Geologi juga berkoordinasi dengan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD).
"Memang ada keterbatasan karena lingkup
kerja dari Badan Geologi dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai
Pulau Rote. Maka diharapkan sosialisasi itu datang dari Pemerintah
Daerah, kita juga koordinasi bersama BNPB, BPBD, jadi semua data kita
itu disampaikan," ujar Rudy.
Salah satu kerja sama yang baik dalam
mitigasi kebencanaan adalah mitigasi bencana Gunungapi Merapi. Menurut
Rudy, kelompok masyarakat maupun lembaga non pemerintah di wilayah
Merapi telah terbangun dengan baik.
"Kita ambil contoh Merapi, mulai awal
tahun 2018, kita lakukan kerja sama secara intensif dengan masyarakat.
Karena dalam mitigasi, kapasitas yang harus ditingkatkan adalah
kapasitas masyarakat. Para kelompok masyarakat maupun lembaga-lembaga
non pemerintah lainnya di wilayah Merapi itu telah terbangun dengan
baik. Mudah-mudahan kalau ada kejadian letusan bisa terhindar," jelas
Rudy.
Sosialisasi juga dilakukan melalui edukasi, melalui guru geografi di Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama.
"Mitigasi itu yang paling pertama adalah
tahu dulu kita tinggal di mana. Jadi masyarakat pun harus tahu tinggal
di daerah seperti apa. Indonesia itu sangat luas, hampir seluruhnya
daerah bencana, tetapi di antara daerah bencana itu pasti ada jalan aman
yang Tuhan berikan," sebut Rudy.
Salah satu mitigasi bencana yang
dilakukan Badan Geologi adalah pengamatan terhadap gunungapi aktif yang
ada di Indonesia. Kini Badan Geologi diperkuat pengamat gunungapi yang
jumlahnya lebih dari 200 orang, dan bekerja selama 24 jam setiap
harinya.
"Badan Geologi juga memiliki sistem
informasi kebencanaan melalui situs magma.vsi.go.id, aplikasi berbasis
android MAGMA Indonesia, dan hotline untuk Vulkanologi yang ada di
Bandung," pungkas Rudy.Sumber : https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/ini-tiga-strategi-mitigasi-bencana-yang-dilakukan-kementerian-esdm-